20.9.06

tidak sama dengan

ada batas yang sangat tipis, antara membiarkan untuk bebas *secara sadar* yang benar-benar bebas, bebas yang datang dari dalam hati dan diberikan secara ikhlas dengan ketidakpedulian yang berbarengan dengan keinginan untuk tidak terlibat.


sangat sering saya berpikir atopun mengatakan : "gpp, yah biar aja klo emang dia pengen begitu. nanti juga kan dia sendiri yang menjalaninya dan mem-per-tanggung-jawab-kan-nya" pada teman saya yang 'mengeluhkan' tentang teman kami, yang berkali-kali membuat sebuah 'manuver' dalam hidupnya, yang cukup sering berakhir dengan sebuah ketidaksesuaian atas apa yang diharapkan. sering juga, kalimat yang udah cukup panjang itu ditambah dengan satu lagi kalimat yang tidak kalah panjangnya : "kita kan udah kasih masukan-masukan ke dia, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi klo sampe dia tetep keukeuh seperti itu" setiap saat saya berpikiran begitu, atopun mengatakan kalimat-kalimat yang bernada seperti itu, yang terlintas di pikiran saya hanyalah sebuah pepatah yang mengatakan "kancil ga akan jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya" ditambah lagi dengan suatu pemikiran ala saya, yang berpendapat : semakin ditahan, semakin dikekang, maka akan semakin penasaran, yang akan memunculkan 'ledakan' entah dalam skala besar ato kecil, yang ujung-ujungnya akan lebih memperparah keadaan, dengan kalimat lain yang lebih simple, sesuatu yang terlalu dikekang akan menyebabkan kehilangan. jadi saya menganggap kalimat-kalimat bernada demikian, yang saya lontarkan itu adalah sesuatu yang kewajarannya amad disangadkan.

sampe beberapa saat yang lalu, ketika saya membaca quote di atas. hm, sedikit kaget. dan mulai meragukan sesuatu yang kewajarannya amad disangadkan oleh saya itu. apa iyah saya benar-benar mengatakan itu untuk 'membebaskan' orang-orang di sekeliling saya melakukan apa saja yang diinginkan? atokah sebenarnya hanyalah suatu bentuk ketidakpedulian? ketidakinginan saya untuk terlibat dalam masalah? ketidakmauan saya untuk menghadapi sesuatu yang 'ribet-njelimet-memusingkan', in case, my own also 'acakadul'? and for the worst, kepengecutan saya untuk menghadapi sesuatu dimana saya terlibat langsung di dalamnya?

hm, batas yang tipis itu tergantung pada keputusan macam apa yang akan dibuat. tapi sangat disayangkan, keputusan itu bukan untuk dipikirkan secara masak-masak dengan segala macam pertimbangan dan koneskuensinya, yang tentu saja memakan waktu yang tidak cepat. keputusan yang harus diambil atau tidak. sekarang atau tidak sama sekali. terjun langsung dan memahami seutuhnya, ato hanya sekedar memberi pendapat dan menjadi pengamat di luar arena. memberikan kebebasan ato turut andil dan sedikit melakukan campur tangan. kira-kira dilemma seperti itulah yang sering muncul. belum lagi, klo bertabrakan dengan sesuatu yang dianggap out of manner dan ketidakinginan melakukan suatu *yang mungkin* sebuah pelanggaran HAM : pemaksaan kehendak. maka akan semakin panjanglah pertimbangan untuk membuat sebuah keputusan sesaat itu. keputusan untuk menyebrangi batas tipis antara memberi kebebasan dan ketidakpedulian.

saya berada dimana?

0 komentar:

 

loveblue © 2008. Chaotic Soul :: Converted by Randomness