16.3.07

motor atau angkot

"mbak eva bisa bawa motor"
"ehm, nda pak.. hehehehe"

hwhwhwhw. kata orang siyh, selama ada kemauan wat belajar, pasti bisa yah? tapi saya sudah kadung tak mau dan menghapus niatan untuk belajar mengendarai sepeda motor ini. ditambah dengan latar belakang tak bisa mengendarai sepeda. ditambah dengan lalu lintas disini yang sangat sungguh awut-awutannya. uhm, no thanks. untuk alasan-alasan yang demikian maka saya cenderung lebih memilih angkot. meski ongkos sehari [tanpa mampir-mampir] bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama seminggu, yang mana daripada itu berarti bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama sebulan klo naek angkot dan pake acara mampir-mampir -kata orang-orang kantor- meski kendaraan roda dua ini jelas-jelas lebih menghemat waktu daripada angkot yang pasti selalu keliling-keliling dulu baru bisa sampai di tujuan. singkat kata efesiensi waktu. tapi saya teteup keukeuh berangkot ria. katakanlah saya tipe orang yang sangat parah dalam soal kedisiplinan waktu, namun entah bagaimana, saya merasa angkot itu merupakan sumber inspirasi saya! *wink* gimana nggak, udah ga terhitung berapa postingan di blog ini yang terilhami dari kejadian-kejadian di angkot yang saya tumpangi [uhm, terhitung siyh sebenarnya, tapi saya lagi males ngitungnya :D]

seperti beberapa malam yang lalu, kota ini dilanda pemadaman listrik lagi setelah sekian lama vakum dan aman-aman saja dengan terang benderang. angkot yang saya tumpangi lumayan penuh. dan kebetulan isinya perempuan semua dari segala masa, kecuali pak sopir tentunya. ada ibu-ibu, ada cewek-cewek seumuran anak smu dan smp, dan ada nona-nona pekerja [refers to saya. hahahaha *gubrakz*] rute yang berputar-putar akhirnya mengundang celetukan dari salah satu ibu. yang akhirnya terjadi kegiatan tanggap menanggapi sampai topik pembicaraan nyasar pada kondisi negara saat ini dan kejadian 'anget' beberapa waktu belakangan.

#1
"zaman udah kek gini, harga-harga pada naik smua. klo nda punya uang anak-anak nda bisa sekolah"
"iyah, ini harga buku pelajaran mahal semua. tapi klo ga dibeliin anak nya malah ga mau sekolah lantaran udah diwajibkan dan bakal kena hukuman klo ga punya buku yang dimaksud"
"belum lagi untuk mulai sekolah mesti bayar uang pembangunan yang mahalnya naudzubilah"
"gimana negara ini gak mo tambah miskin klo untuk pendidikan aja begitu susah"
"liad di tv, yang kejadian di malang itu, ada ibu yang bunuh diri dan juga tega meracuni empat anaknya lantaran sudah kesusahan"
"iyah, makanya skarang klo mo punya anak dipikir-pikir dulu. daripada dilahirkan trus akhirnya anaknya malah menderita karena ga mendapatkan asupan gizi, mending ga usah aja"
"makanya anak saya cuman satu bu" celetuk sang sopir yang ternyata juga turut mendengar *tuink*
"saya bilang sama istri ga usah bikin anak banyak banyak. saya ini dari keluarga yang banyak bersaudara. dan udah saya liat susahnya orang tua cari nafkah supaya bisa menghidupi anak-anaknya" sambung pak sopir.

#2
"lha, jangan dimulut doank pak. laki-laki ini. bilang anak satu aja cukup, tiba-tiba denger udah kawin lagi"
"hahahahaha, iyah.. aa gym aja gitu"
"wah, saya bukan tipe laki-laki seperti itu bu. narik angkot sehari aja belom tentu cukup wat makan sehari. klo aa gym yah laen. hidup udah susah gini. udah tanda-tanda kiamat!"
"iyah, coba bayangin ada polisi yang nembak atasannya di semarang itu"
"manusia sudah menjadi bencana bagi manusia yang lain. mungkin bener, kiamat sudah dekat"
"belum lagi klo nanti harga bensin jadi naik. bisa-bisa ga ada penumpang lagi untuk angkot ini"
"dulu padahal ongkos angkotnya masih seratus rupiah tapi teteup saja terasa mahal. skarang udah ongkos segini, uang udah ga berasa. ga ada nilainya lagi"
"berasa pegang uang klo udah bilang trilyunan. klo jutaan masih blom ada apa-apanya"

#3
"blom lagi anak-anak skarang yang ga ngerti susahnya orang tua"
"anak teka aja ada yang bawa hape"
"semua gara-gara sinetron di tivi tuh. dulu waktu blom zaman sinetron, gak ada yang nuntut macam-macam. mesti bergaya begini, bergaya begitu. sinetron-sinetron itu menyesatkan"
"remaja-remaja cewek skarang udah pada ga tau malu. nempel dengan cowok terus. di kampung saya, ada yang bapak ibu nya udah bolak balik tanah suci, tapi kelakuan anak perempuannya kayak gitu. malu-maluin orang tua saja"
"coba ditungguin di rumah aja. tunggu disamperin dirumah. ga perlu nyosor ke rumah si cowok juga. bahkan sampe main di kamarnya segala"
"hape yang sering disalahgunain, sms ada kepanjangan baru skarangnya : sarana menuju selingkuh. korban televisi semua."

dua anak seumuran anak esempe, hanya bisa takjub mendengar obrolan yang [mungkin] bagi mereka aneh. seorang anak seumuran anak esemu hanya bisa mesem-mesem, ternyata seorang ibu yang ngomong paling kenceng di angkot itu adalah ibunya. dan saya, tentu saja saya hanya bisa senyum. saya termasuk tim penceria di angkot yang lagi mengadakan konfrensi dadakan tentang hidup ini. mengiyakan saja semua omongan dengan senyuman *sigh* :D selain beberapa waktu yang lalu, ketika ada seorang ibu teman seperjalanan di angkot yang heran bin takjub ketika dia menanyakan asal saya dan saya menjawab manado, dan dengan gayanya yang lucu dan mimik wajah yang heran dengan melingkarkan kedua tangannya di kepala, yang saya artikan dengan kalimat "kok berjilbab?". maka perjalanan konfrensi angkot ini termasuk pengalaman berangkot saya yang paling mengesankan!

...................
"lho? belajar aja. ini ada motor dinas satu, nda tau sapa yang mo pake"
"wah, nda usah aja pak. dikasih ke teman-teman cowok saja"
"tapi kan merekanya masih [c]pns"
"lagian saya ga tau naek sepeda juga pak, bakal susah belajarnya"
"...." sambil geleng-geleng kepala.
...................

bagaimana bisa saya lebih memilih motor, klo di pagi hari ketika mata masih ingin mengatup, dan saya melihat wajah-wajah tua duduk bercengkrama di pinggir sungai bawah jembatan bercerita nostalgia dan kemenangan masa lalu yang terburai tawa, yang akhirnya membuat saya jadi bersemangad untuk menjalani hari? bagaimana bisa klo dari angkot yang sama, masih di bawah jembatan yang sama, di sungai yang sama, ada anak-anak bercengkrama dengan riang, ada ibu-ibu mencuci baju, dan ada bapak-bapak yang melepas hajat hasil pergumulan semalam sebagai pernyataan nyata, reminder, bahwa saya ini masih terlalu egois? bagaimana saya bisa tega menanggalkan label pengguna angkot klo dari situ saya bisa melihat lebih banyak hal lagi? klo dari situ saya bisa lebih tau diri untuk bersyukur. iyah, saya tau, tanpa tindak nyata, apalah arti pemikiran? klo saya boleh meminjam istilah di buku "PUING" saya ini adalah a lone bystander : hanya menangkap kesan dan menyimpannya rapi di ingatan. tanpa tindak nyata. uggh. kenapa selalu berujung pada ketakberdayaan dan ketidakpercayaan? *sigh* owh iyah, kembali ke soal motor itu, akhirnya dikasih ke anak cowok bagian perlengkapan. hehehehehhe *doenk*


you're beautiful
you're beautiful
it's true
i saw your face
in a crowded place
and i don't know what to do
coz i never be with you
~ you're beautiful - james blunt ~

0 komentar:

 

loveblue © 2008. Chaotic Soul :: Converted by Randomness