mungkin ini mengapa saya menangis, ketika enam bulan rasanya terlalu lama untuk sebuah kesempurnaan posisi dan proporsi. terlalu lama untuk melihat ke arah yang tepat lagi. terlalu lama untuk mengais kesadaran bahwa semuanya memang sudah seperti itu dalam keseimbangan. terlalu lama rasanya, sehingga tak menutup kemungkinan kubangan yang seperti lumpur hidup ini akan menghisap saya sampai habis. tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
mungkin ini sehingga mengapa selalu, saya terjebak dalam klausa sebab akibat. yang meruang dengan membangun sekat-sekat tak kasat mata. meruang dan makin meruang. apalah menunggu klo untuk menikmati keindahan semuanya karena memang sudah waktunya? apa karena saya penyendiri yang tak mau sepi namun begitu terbiasa sendiri?
akhirnya jaringan kantor sehat lagi *phewww*
0 komentar:
Post a Comment