sejak ke-akut-an menonton itu, ada beberapa hal yang saya rasakan atas film-film yang saya pinjam itu. kecewa atas pencitraan film Just Like Heaven yang hasil adaptasi dari buku If Only It Were True. hm, menurut saya filmnya jadi terlalu pendek. sekejap begitu saja. ga meninggalkan rasa. padahal saat membaca bukunya banyak emosi yang meletup di situ. sebenarnya saya tak menyangka klo buku ber-genre chicklit yang dikemas mungil dan tak terlalu tebal itu memiliki alur cerita yang membuat saya tak ingin berhenti sampai memastikan bahwa saya telah selesai membacanya sampai pada halaman terakhir dan titik terakhir. alhasil saya membacanya hanya dalam waktu dua jam saja sambil ngakak-ngakak, senyum-senyum, merengut, ngedumel ga jelas, dan nangis-nangis. karena bukunya seperti itu, maka saya jadi penasaran bagaimana filmnya. terus terang, saya berharap dapat berekspresi kurang lebih sama ketika saya membaca bukunya. dan, hm, seperti yang sudah saya katakan. saya kecewa. terlalu banyak hal [yang menurut saya] penting yang dihilangkan. dan bahkan, nama tokohnya pun berubah. ikz. bikin ilfil powh. huhu. reese wit[her]spoon dan mark ruffalo tak menemukan chemistrynya pula. hwaah. ya sudahlah, saya pun tetap menontonnya sampai habis kan? hanya pengen ngeluarin uneg-uneg aja ^_^
film berikutnya, ehm, In Her Shoes. film adaptasi buku [lagi]. genre nya chicklit [lagi]. film ini, wow. sangat mendetail seperti bukunya. tapi teteup aja kehilangan salah satu scene terbaiknya dalam buku. yaitu ketika Maggie jadi mahasiswa penyusup di harvard. dan dari situ dia banyak belajar. lebih-lebih setelah Maggie membaca puisinya Elizabeth Bishop tentang Seni Kehilangan. dan memaknainya dengan tepat dalam suatu kesempatan di kelas sastra. waaah, sayang sekali euyh. padahal itu bagian favorit saya di buku ini. yeah, just like sutradaranya peduli aja klo saya misuh-misuh kek gini lantaran salah satu bagian favorit saya ga nongol di filmnya. ayayayayayaya. *doeeenk* lumayanlah. Cameron Diaz sangat mewakili gambaran Maggie dalam benak saya. eheheh. kecewa saya tak se-kecewa saat menonton film Just Like Heaven ntuhw :)
trus juga ada film yang dibukukan dari buku nya Erich Segal yang berjudul Only Love. diriku baru tau klo buku ini juga difilmkan *toenk* membaca bukunya dan menonton filmnya, sama-sama penuh emosi. hehehehe.. dasar, sayanya aja yang esmosian. wekekekeke. melancolic-pragmatic-hiperbolic-syndrome. hiihihi.
the notebook dan 50 1st date, dua film yang memiliki tema kurang lebih sama. tapi cara penyajian yang sangat berbeda. satunya drama abis. dan satunya komedi abis. ouch. film yang keren. fairy tale banged. two thumbs up deuh. sangat menarik untuk hiburan dan pembelajaran. lelaki, berjuanglah seperti itu. halaaah. ga deunk. teteup juga dunk perhatikan perbedaan antara usaha dan makza, terlalu tipis soalnya batasannya, apalagi klo perihalnya cinta ;) oh yah, baydewey, soundtrack di 50 1st date sangat menghibur. ceria euyh.
trus ada film bertema perempuan juga.. kek film Monalisa Smile dimana Kirsten Dunst sangat menggemaskan, dan Julia Roberts seperti biasa, selalu tampil memukau. olalala... dan film Pride and Prejudice, saya baru tau klo Keira Knightley sangat sangat cantik *tuink* kecantikannya klasik banged euyh, mantrapzz deuh, jadi ngiler :D
next movies, Lake House. terus terang saya memburu film ini lantaran sangat suka dengan chemistry yang ditimbulkan dari Oom Nunu dan Tante Sandra. feels like, both of them are made for each other for every movies they played in. haha. ngefans saya :b dan film Eternal Sunshine Of The Spotless Mind saya terkejut melihat Jim Carrey disini. wah! ebad. sangat berkarakter. kesan konyolnya ilang sama sekali. salut dah. malahan jadi cakep. *aw*aw*aw* dan seperti orang pada umumnya, saya pun menonton Eternal Sunshine ini dua kali. wekekekekek. agak leled. apalagi klo disambi kerja di kantor. ga bakal mudeng kan jadinya :) dua film pemaksaan kehendak menurut saya sebenarnya. change one thing, change anything. klo soal rasa, memang ga ada yang bisa menghapus kan? buktinya biarpun Joel udah menghapus ingatannya tentang Clementine, alam bawah sadarnya nolak dan malahan sesudah 'operasi penghapusan ingatan' mereka berdua ketemu lagi dan jatuh cinta lagi. things are really made to be broken. but there are few simple things are not. nikmati saja. dan berproseslah dengan itu *sigh* serius sekali saya ini.. ihihihhi.
film-film lainnya.. Rumor Has It, Jenn yang menggemaskan. dan Kevin Costner yang hampir membuat saya ilfil sama beliau. padahal saya cinta mati. ihhihi. abis dirinya jadi playboy bwanged di film ini. lelaki, pernah membayangkan 'tidur' dengan wanita dari tiga generasi dalam satu keluarga? nah. si-oom-yang-saya-cinta-mati-ini, jadi lelaki yang itu. ouch. betul sungguh. padahal saya sedang hunting filmnya yang lainnya, Message In The Bottle, yang sangat mengharu biru itu. halah. ga ngaruh sih sebenarnya, soalnya saya teteup nyari film itu. ada yang mo nyumbang? ^_^
film drama sepanjang masa lainnya juga, Nothing Hill. ehehehe. Hugh Grant sangat british. dan sangat manis *doenk* saya suka. dirinya cakeeebbbb. ihaiahiahiahi. dan Jeng Julia, selalu memukau dimana saja kapan saja. jadi inget pas mereka berdua lagi yayang-yayangan di scene ini..
"i think, i'll stay for a long time"
"stay forever. don't you ever go again"
*gubrakz* saya ini bener bener melankolic-dramatic deuh. dan yang masih dalam waiting list You've Got A Mail ama City Of Angel. deposit saya di tempat rental udah ga cukup. hihihihi. mesti ditambah lagi. tapi nanti-nanti aja. lantaran kerjaan masih numpuk. lagian takutnya saya keracunan nantinya *toenk*
o iyah, selamat ber-tanggal-satu!
cheerz,
lagi seneng abis gajian *wink*wink*
0 komentar:
Post a Comment