Kulayangkan pandangku .. Melalui kaca jendel
dari tempatku bersandar Seiring lantun kereta
Membawaku melintasi tempat-tempat yang indah
Membuat isi hidupku penuh riuh dan berwarna
Kualunkan rinduku .. selepas aku kembali pulang
Tak akan kulepaskan dekapku .. karena
Kutahu pasti aku merindukanmu
Seumur hidupku selama-lamanya
Perjalanan inipun kadang merampas bijak hatiku
Sekali waktupun mungkin menggoyahkan pundi cintaku
Menetaskan setiaku .. menafikan engkau disana
Maafkanlah aku Cepat ku kembali
Kutautkan hatiku .. kuikrarkan janji ..
Kubawa pulang diriku hanya untukmu
Kusanjungkan mimpi-mimpi hangati malam
Rindu ini membakar hatiku Kuakan kembali pulang ..
kuakan kembali pulang
Aku ingin cepat kembali ..
Aku ingin cepat disampingmu ..
~ Padi - Perjalanan Ini ~
sejenak menepi dari keriuhan. agar bisa merasa lagi. merasakan leganya pagi. semilirnya angin siang hari. senja yang selalu memikat. dan gemintang benderang di teras rumah di kampung halaman.
melepas rindu. memungut kisah. menabuh genderang cerita bersama kawan. kuliner hati mungkin. kenapa tidak klo memang tidak kenapa. mungkin memang sekejap, tapi pasti tak akan terasa sejenak saja ^_^
saya pulang! *wink*wink*
29.3.07
28.3.07
maret
mungkin ini mengapa saya merisau, harus menunggu enam bulan lagi untuk melihat konstelasi pada tempat semestinya. utara pada utara. tenggara pada tenggara. selatan pada selatan. biduk, scorpio, orion. menunggu enam bulan lagi untuk melihat matahari pagi menetaskan embun tepat di timur tanpa perlu bergeser beberapa derajat. dan enam bulan lagi untuk tiga senja ketika matahari jingga memecah horizon yang kemudian disambut kegelapan malam tanpa kelam, tepat di ufuk barat.
mungkin ini mengapa saya menangis, ketika enam bulan rasanya terlalu lama untuk sebuah kesempurnaan posisi dan proporsi. terlalu lama untuk melihat ke arah yang tepat lagi. terlalu lama untuk mengais kesadaran bahwa semuanya memang sudah seperti itu dalam keseimbangan. terlalu lama rasanya, sehingga tak menutup kemungkinan kubangan yang seperti lumpur hidup ini akan menghisap saya sampai habis. tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
mungkin ini sehingga mengapa selalu, saya terjebak dalam klausa sebab akibat. yang meruang dengan membangun sekat-sekat tak kasat mata. meruang dan makin meruang. apalah menunggu klo untuk menikmati keindahan semuanya karena memang sudah waktunya? apa karena saya penyendiri yang tak mau sepi namun begitu terbiasa sendiri?
mungkin ini mengapa saya menangis, ketika enam bulan rasanya terlalu lama untuk sebuah kesempurnaan posisi dan proporsi. terlalu lama untuk melihat ke arah yang tepat lagi. terlalu lama untuk mengais kesadaran bahwa semuanya memang sudah seperti itu dalam keseimbangan. terlalu lama rasanya, sehingga tak menutup kemungkinan kubangan yang seperti lumpur hidup ini akan menghisap saya sampai habis. tanpa meninggalkan bekas sedikitpun.
mungkin ini sehingga mengapa selalu, saya terjebak dalam klausa sebab akibat. yang meruang dengan membangun sekat-sekat tak kasat mata. meruang dan makin meruang. apalah menunggu klo untuk menikmati keindahan semuanya karena memang sudah waktunya? apa karena saya penyendiri yang tak mau sepi namun begitu terbiasa sendiri?
akhirnya jaringan kantor sehat lagi *phewww*
24.3.07
[jadi] tak penting
ehm.. *fiuuuuuuuuuuuuhhh*
tarik napas panjang duluw. tadi saya semangad banged pengen posting. tapi lantaran kekisruhan dan keributan pengguna warnet laen, yang mungkin tak menyadari klo ini warnet bukannya pasar ikan apalagi hutan, saya langsung blank, dan yang ada cuman mencak-mencak gak keruan pada teman ceting saya yang satu ini sambil hujat menghujat. dan berlanjut dengan nona yang lagi sibuk pindahan ini yang hanya menanggapi dengan cekikikan sambil menyuruh saya bersabar karna saya hanya satuan dan mereka kodian *wink*pheeww* rasa-rasanya seperti berkaca pada protesan kecil saya, khususnya yang bagian malu bertanya sesat dijalan
#1
"mas sugeng, ini id emailnya bagusnya apa yah?"
suara disetel sopran dengan seratus desibel *hiperbolic* dengan nada menye-menye abis
"terserah ajeng aja maunya apa, gimana klo ajeng manis"
sahutan empunya nama sugeng, suara tanpa gambar kek denger radio, yang entah berada di bilik mana, denga stem-an suara bariton yang ga kalah gedenya juga
"o iyah, boleh juga. klo passwordnya gimana klo aquabotol?"
masih suara yang menye menye keparat itu, yang udah mulai ganggu pendengaran
"iyah, boleh juga tuh"
teteup, suara tanpa gambar kek denger radio
alamat emailnya dibilang sambil teriak teriak, passwordnya pula, aduuuhh..
#2
"geng, ini alternate email maksudnya apa toh?"
suara bass tanpa gambar, entah dibilik mana juga masih dengan seratus desibel
"alamat email selaen yahoo"
"wah, kan ga punya. kan emailnya baru mo dibikin skarang"
gak cuman dua sesi itu sebenarnya. masih ada begitu banyak pertanyaan lain seperti
secret questionnya bagus apa yah?
zip postal maksudnya apa?
pekerjaannya apa yah?
dan semuanya ditanyain sambil teriak teriak, pake naek-naek ke bangku. uuggh! that's it. itu ngegemesin. dan lumayan ganggu kenyamanan pengguna warnet yang laen. udah mereka duduk nya pisah pisah jauh, kebayang dunk gimana klo sudah sampe naik di bangku, teriaknya PASTI melewati pengguna warnet yang lain. gossh! okeyh, they are newbie, okeyh, mereka baru ngerti. tapi knapa mesti teriak teriak? ga bisa jalan ke bilik temennya sajah? ato temennya itu disandera sajah di bilik ituhw wat ngajarin. ya ampun... huhuhuhuhu..
puncak kekesalannya malah nongol di bagian ini, ketika saya beli aqua di tempat billing, eh yang jaga billing malah dengan semena-menanya matiin kompi yang saya pake karena dianya nyangka saya udah selesai dan mau bayar. oalah, pak pak.. ikzz.. ga ngerti orang lagi gemez poo.. huhuhu *doenk*
tarik napas panjang duluw. tadi saya semangad banged pengen posting. tapi lantaran kekisruhan dan keributan pengguna warnet laen, yang mungkin tak menyadari klo ini warnet bukannya pasar ikan apalagi hutan, saya langsung blank, dan yang ada cuman mencak-mencak gak keruan pada teman ceting saya yang satu ini sambil hujat menghujat. dan berlanjut dengan nona yang lagi sibuk pindahan ini yang hanya menanggapi dengan cekikikan sambil menyuruh saya bersabar karna saya hanya satuan dan mereka kodian *wink*pheeww* rasa-rasanya seperti berkaca pada protesan kecil saya, khususnya yang bagian malu bertanya sesat dijalan
#1
"mas sugeng, ini id emailnya bagusnya apa yah?"
suara disetel sopran dengan seratus desibel *hiperbolic* dengan nada menye-menye abis
"terserah ajeng aja maunya apa, gimana klo ajeng manis"
sahutan empunya nama sugeng, suara tanpa gambar kek denger radio, yang entah berada di bilik mana, denga stem-an suara bariton yang ga kalah gedenya juga
"o iyah, boleh juga. klo passwordnya gimana klo aquabotol?"
masih suara yang menye menye keparat itu, yang udah mulai ganggu pendengaran
"iyah, boleh juga tuh"
teteup, suara tanpa gambar kek denger radio
alamat emailnya dibilang sambil teriak teriak, passwordnya pula, aduuuhh..
#2
"geng, ini alternate email maksudnya apa toh?"
suara bass tanpa gambar, entah dibilik mana juga masih dengan seratus desibel
"alamat email selaen yahoo"
"wah, kan ga punya. kan emailnya baru mo dibikin skarang"
gak cuman dua sesi itu sebenarnya. masih ada begitu banyak pertanyaan lain seperti
secret questionnya bagus apa yah?
zip postal maksudnya apa?
pekerjaannya apa yah?
dan semuanya ditanyain sambil teriak teriak, pake naek-naek ke bangku. uuggh! that's it. itu ngegemesin. dan lumayan ganggu kenyamanan pengguna warnet yang laen. udah mereka duduk nya pisah pisah jauh, kebayang dunk gimana klo sudah sampe naik di bangku, teriaknya PASTI melewati pengguna warnet yang lain. gossh! okeyh, they are newbie, okeyh, mereka baru ngerti. tapi knapa mesti teriak teriak? ga bisa jalan ke bilik temennya sajah? ato temennya itu disandera sajah di bilik ituhw wat ngajarin. ya ampun... huhuhuhuhu..
puncak kekesalannya malah nongol di bagian ini, ketika saya beli aqua di tempat billing, eh yang jaga billing malah dengan semena-menanya matiin kompi yang saya pake karena dianya nyangka saya udah selesai dan mau bayar. oalah, pak pak.. ikzz.. ga ngerti orang lagi gemez poo.. huhuhu *doenk*
21.3.07
peribahasa[?]
beberapa waktu belakangan ini, saya agak sedikit banyak, nyolot terhadap beberapa peribahasa. dan membuat saya sampe bertanya-tanya. kok bisa siyh peribahasa ini dibuat? orang iseng dari mana yang dengan senang hati mengutip kalimat dari seseorang yang kemudian pada akhirnya, entah kenapa, seperti menjadi pedoman bagi orang-orang untuk melakukan sesuatu. atau pembenaran bagi orang-orang terhadap sesuatu dalam melakukan suatu tindakan ataupun perkataan. atau bahkan mungkin peribahasa ini akhirnya menjadi dasar pembentuk pola pikir? hm, but honesty, saya sendiri sudah lupa, peribahasa itu apa. seperti layaknya pantun yang definisinya [mungkin] adalah empat kalimat berima, bersajak a b a b, a b b a, atau a a a a, dimana dua kalimat pertama merupakan perumpamaan dan dua kalimat terakhir adalah artinya. saya lupa peribahasa definisinya apa *tuink*
seperti peribahasa ini, karena nila setitik rusak susu sebelanga.
mengapa peribahasa ini, bagi saya seperti menjadi pembenaran bagi semua orang untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu secara semena-mena. klo tidak ingin dikatakan bergunjing ataupun menjelek-jelekkan orang tentunya. meskipun kesalahan letaknya pada satu orang, maka semua orang dalam lingkup satu orang itu akan terbawa-bawa. entah lingkup kekeluargaan yang berupa hubungan darah. lingkup kedaerahan yang berkaitan dengan kesukuan. lingkup organisasi, keagamaan, bahkan gender dan sebagainya dan sebagainya. atau saya salah menanggapinya yah? hmm, puncaknya ke-nyolot-an saya terhadap peribahasa ini saya ungkapkan pada kakak saya beberapa waktu yang lalu, dan tanggapannya, sungguh sanggup membuat saya diam dan tak mencak mencak lagi.
"ya iyah, kamu melihatnya dari posisi susu sebelanga yang rusak mulu siyh, coba klo kamu melihatnya dari posisi si nila, palingan kamu diam-diam saja"
nah kan? saya buang dimana sense of balance yang selalu saya puja-puja itu? entahlah. tapi saya masih sedikit berkeberatan dengan peribahasa ini *tuink* :D
peribahasa yang kedua, malu bertanya sesat dijalan
sapa yang ga tau coba peribahasa favorit sepanjang masa ini. semua orang mengucapkannya untuk membenarkan kemalasan mereka dalam membaca. membaca apa saja. petunjuk jalan. aturan permainan. petunjuk tempat di lorong-lorong carefour ataupun supermarket mini, toko buku, dan sebagainya untuk barang-barang yang sedang dicari. rasa-rasanya prinsip peribahasa itu sepertinya tergeser seperti ini : klo bisa bertanya, kenapa harus membaca, kan bisa menghemat waktu. damn rite! selamat tinggal prosedur standard keselamatan. dan selamat datang segala macam kecelakaan dan bencana. long life lazyness! kenapa sepertinya tak ada yang mau melakukan trial and error, learning by doing atau segala sesuatu yang berproses? apakah ini dinamakan kebiasaan juga pada akhirnya? waktu yang tak akan pernah terkejar, nilai uang yang semakin tak terasa, dan segala keinstanan yang diharapkan. bukankah itu sangat melelahkan? persis seperti ketika adam sandler tiba-tiba mendapatkan remote yang bisa mengatur kehidupannya di film click. gak ada rasanya sama sekali.
"gimana negara ini bisa mo maju coba, di pintu jelas-jelas terpampang : tarik / pull. eh, malah di dorong. bukannya tuh pintu jadi cepat rusak. yang ada malah perbaikan mulu"
"hahaha, kamu aja kali yang terlalu sewot"
-percakapan suatu ketika dengan kakak saya di sebuah tempat makan-
*phew* sudahlah. saya hanya ingin mengeluarkan uneg-uneg sajah :D kepikiran gara-gara jaringan dikantor tiwas sesudah long wiken kemaren. uhuhuhu. ga ada cerita long wiken. wiken kmaren yah seperti biasa sajah. saya nyuci-nyuci. diam di rumah saja. nonton film jadul yang disewa di rental. mencoba memungut kenangan dari sela-sela cerita *sigh* :) dan yang terpenting, beres-beres kamar. aha! akhirnya kamar ituhw sudah bisa sedikit lebih rapi lagi *tuink* ^_^
seperti peribahasa ini, karena nila setitik rusak susu sebelanga.
mengapa peribahasa ini, bagi saya seperti menjadi pembenaran bagi semua orang untuk melakukan penilaian terhadap sesuatu secara semena-mena. klo tidak ingin dikatakan bergunjing ataupun menjelek-jelekkan orang tentunya. meskipun kesalahan letaknya pada satu orang, maka semua orang dalam lingkup satu orang itu akan terbawa-bawa. entah lingkup kekeluargaan yang berupa hubungan darah. lingkup kedaerahan yang berkaitan dengan kesukuan. lingkup organisasi, keagamaan, bahkan gender dan sebagainya dan sebagainya. atau saya salah menanggapinya yah? hmm, puncaknya ke-nyolot-an saya terhadap peribahasa ini saya ungkapkan pada kakak saya beberapa waktu yang lalu, dan tanggapannya, sungguh sanggup membuat saya diam dan tak mencak mencak lagi.
"ya iyah, kamu melihatnya dari posisi susu sebelanga yang rusak mulu siyh, coba klo kamu melihatnya dari posisi si nila, palingan kamu diam-diam saja"
nah kan? saya buang dimana sense of balance yang selalu saya puja-puja itu? entahlah. tapi saya masih sedikit berkeberatan dengan peribahasa ini *tuink* :D
peribahasa yang kedua, malu bertanya sesat dijalan
sapa yang ga tau coba peribahasa favorit sepanjang masa ini. semua orang mengucapkannya untuk membenarkan kemalasan mereka dalam membaca. membaca apa saja. petunjuk jalan. aturan permainan. petunjuk tempat di lorong-lorong carefour ataupun supermarket mini, toko buku, dan sebagainya untuk barang-barang yang sedang dicari. rasa-rasanya prinsip peribahasa itu sepertinya tergeser seperti ini : klo bisa bertanya, kenapa harus membaca, kan bisa menghemat waktu. damn rite! selamat tinggal prosedur standard keselamatan. dan selamat datang segala macam kecelakaan dan bencana. long life lazyness! kenapa sepertinya tak ada yang mau melakukan trial and error, learning by doing atau segala sesuatu yang berproses? apakah ini dinamakan kebiasaan juga pada akhirnya? waktu yang tak akan pernah terkejar, nilai uang yang semakin tak terasa, dan segala keinstanan yang diharapkan. bukankah itu sangat melelahkan? persis seperti ketika adam sandler tiba-tiba mendapatkan remote yang bisa mengatur kehidupannya di film click. gak ada rasanya sama sekali.
"gimana negara ini bisa mo maju coba, di pintu jelas-jelas terpampang : tarik / pull. eh, malah di dorong. bukannya tuh pintu jadi cepat rusak. yang ada malah perbaikan mulu"
"hahaha, kamu aja kali yang terlalu sewot"
-percakapan suatu ketika dengan kakak saya di sebuah tempat makan-
*phew* sudahlah. saya hanya ingin mengeluarkan uneg-uneg sajah :D kepikiran gara-gara jaringan dikantor tiwas sesudah long wiken kemaren. uhuhuhu. ga ada cerita long wiken. wiken kmaren yah seperti biasa sajah. saya nyuci-nyuci. diam di rumah saja. nonton film jadul yang disewa di rental. mencoba memungut kenangan dari sela-sela cerita *sigh* :) dan yang terpenting, beres-beres kamar. aha! akhirnya kamar ituhw sudah bisa sedikit lebih rapi lagi *tuink* ^_^
17.3.07
menjadi pahit
Oh, it's raining again
Oh no, my love's at an end
Oh no, it's raining again
And you know it's hard to pretend..
~ it's raining again - supertramp ~
..........
weeeeh, iyah deh, yang punya banyak tawaran kerjaan
ia lagi naik daun neh, hahahaha.. orang kadang diatas kan?
siipz deuh. mungkin lantaran berprinsip roda berputar ntuhw, makanya banyak yang sementara di atas meraup begitu banyak dengan dalih 'biar ada persediaan pas rodanya kebalik kebawah'
hahahaha.. ia kali
............
masih di ruang cakap maya. dengan seorang teman. tentang perputaran. tentang rezeki. dan tak urung juga memunculkan sedikit kepahitan. bukan sebuah skeptisme kan? ini masih saja tentang nyata. bukannya saat di bawah, maka berarti itu memang di bawah?
met sabtu malam semuah! ^_^
16.3.07
motor atau angkot
"mbak eva bisa bawa motor"
"ehm, nda pak.. hehehehe"
hwhwhwhw. kata orang siyh, selama ada kemauan wat belajar, pasti bisa yah? tapi saya sudah kadung tak mau dan menghapus niatan untuk belajar mengendarai sepeda motor ini. ditambah dengan latar belakang tak bisa mengendarai sepeda. ditambah dengan lalu lintas disini yang sangat sungguh awut-awutannya. uhm, no thanks. untuk alasan-alasan yang demikian maka saya cenderung lebih memilih angkot. meski ongkos sehari [tanpa mampir-mampir] bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama seminggu, yang mana daripada itu berarti bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama sebulan klo naek angkot dan pake acara mampir-mampir -kata orang-orang kantor- meski kendaraan roda dua ini jelas-jelas lebih menghemat waktu daripada angkot yang pasti selalu keliling-keliling dulu baru bisa sampai di tujuan. singkat kata efesiensi waktu. tapi saya teteup keukeuh berangkot ria. katakanlah saya tipe orang yang sangat parah dalam soal kedisiplinan waktu, namun entah bagaimana, saya merasa angkot itu merupakan sumber inspirasi saya! *wink* gimana nggak, udah ga terhitung berapa postingan di blog ini yang terilhami dari kejadian-kejadian di angkot yang saya tumpangi [uhm, terhitung siyh sebenarnya, tapi saya lagi males ngitungnya :D]
seperti beberapa malam yang lalu, kota ini dilanda pemadaman listrik lagi setelah sekian lama vakum dan aman-aman saja dengan terang benderang. angkot yang saya tumpangi lumayan penuh. dan kebetulan isinya perempuan semua dari segala masa, kecuali pak sopir tentunya. ada ibu-ibu, ada cewek-cewek seumuran anak smu dan smp, dan ada nona-nona pekerja [refers to saya. hahahaha *gubrakz*] rute yang berputar-putar akhirnya mengundang celetukan dari salah satu ibu. yang akhirnya terjadi kegiatan tanggap menanggapi sampai topik pembicaraan nyasar pada kondisi negara saat ini dan kejadian 'anget' beberapa waktu belakangan.
#1
"zaman udah kek gini, harga-harga pada naik smua. klo nda punya uang anak-anak nda bisa sekolah"
"iyah, ini harga buku pelajaran mahal semua. tapi klo ga dibeliin anak nya malah ga mau sekolah lantaran udah diwajibkan dan bakal kena hukuman klo ga punya buku yang dimaksud"
"belum lagi untuk mulai sekolah mesti bayar uang pembangunan yang mahalnya naudzubilah"
"gimana negara ini gak mo tambah miskin klo untuk pendidikan aja begitu susah"
"liad di tv, yang kejadian di malang itu, ada ibu yang bunuh diri dan juga tega meracuni empat anaknya lantaran sudah kesusahan"
"iyah, makanya skarang klo mo punya anak dipikir-pikir dulu. daripada dilahirkan trus akhirnya anaknya malah menderita karena ga mendapatkan asupan gizi, mending ga usah aja"
"makanya anak saya cuman satu bu" celetuk sang sopir yang ternyata juga turut mendengar *tuink*
"saya bilang sama istri ga usah bikin anak banyak banyak. saya ini dari keluarga yang banyak bersaudara. dan udah saya liat susahnya orang tua cari nafkah supaya bisa menghidupi anak-anaknya" sambung pak sopir.
#2
"lha, jangan dimulut doank pak. laki-laki ini. bilang anak satu aja cukup, tiba-tiba denger udah kawin lagi"
"hahahahaha, iyah.. aa gym aja gitu"
"wah, saya bukan tipe laki-laki seperti itu bu. narik angkot sehari aja belom tentu cukup wat makan sehari. klo aa gym yah laen. hidup udah susah gini. udah tanda-tanda kiamat!"
"iyah, coba bayangin ada polisi yang nembak atasannya di semarang itu"
"manusia sudah menjadi bencana bagi manusia yang lain. mungkin bener, kiamat sudah dekat"
"belum lagi klo nanti harga bensin jadi naik. bisa-bisa ga ada penumpang lagi untuk angkot ini"
"dulu padahal ongkos angkotnya masih seratus rupiah tapi teteup saja terasa mahal. skarang udah ongkos segini, uang udah ga berasa. ga ada nilainya lagi"
"berasa pegang uang klo udah bilang trilyunan. klo jutaan masih blom ada apa-apanya"
#3
"blom lagi anak-anak skarang yang ga ngerti susahnya orang tua"
"anak teka aja ada yang bawa hape"
"semua gara-gara sinetron di tivi tuh. dulu waktu blom zaman sinetron, gak ada yang nuntut macam-macam. mesti bergaya begini, bergaya begitu. sinetron-sinetron itu menyesatkan"
"remaja-remaja cewek skarang udah pada ga tau malu. nempel dengan cowok terus. di kampung saya, ada yang bapak ibu nya udah bolak balik tanah suci, tapi kelakuan anak perempuannya kayak gitu. malu-maluin orang tua saja"
"coba ditungguin di rumah aja. tunggu disamperin dirumah. ga perlu nyosor ke rumah si cowok juga. bahkan sampe main di kamarnya segala"
"hape yang sering disalahgunain, sms ada kepanjangan baru skarangnya : sarana menuju selingkuh. korban televisi semua."
dua anak seumuran anak esempe, hanya bisa takjub mendengar obrolan yang [mungkin] bagi mereka aneh. seorang anak seumuran anak esemu hanya bisa mesem-mesem, ternyata seorang ibu yang ngomong paling kenceng di angkot itu adalah ibunya. dan saya, tentu saja saya hanya bisa senyum. saya termasuk tim penceria di angkot yang lagi mengadakan konfrensi dadakan tentang hidup ini. mengiyakan saja semua omongan dengan senyuman *sigh* :D selain beberapa waktu yang lalu, ketika ada seorang ibu teman seperjalanan di angkot yang heran bin takjub ketika dia menanyakan asal saya dan saya menjawab manado, dan dengan gayanya yang lucu dan mimik wajah yang heran dengan melingkarkan kedua tangannya di kepala, yang saya artikan dengan kalimat "kok berjilbab?". maka perjalanan konfrensi angkot ini termasuk pengalaman berangkot saya yang paling mengesankan!
...................
"lho? belajar aja. ini ada motor dinas satu, nda tau sapa yang mo pake"
"wah, nda usah aja pak. dikasih ke teman-teman cowok saja"
"tapi kan merekanya masih [c]pns"
"lagian saya ga tau naek sepeda juga pak, bakal susah belajarnya"
"...." sambil geleng-geleng kepala.
...................
bagaimana bisa saya lebih memilih motor, klo di pagi hari ketika mata masih ingin mengatup, dan saya melihat wajah-wajah tua duduk bercengkrama di pinggir sungai bawah jembatan bercerita nostalgia dan kemenangan masa lalu yang terburai tawa, yang akhirnya membuat saya jadi bersemangad untuk menjalani hari? bagaimana bisa klo dari angkot yang sama, masih di bawah jembatan yang sama, di sungai yang sama, ada anak-anak bercengkrama dengan riang, ada ibu-ibu mencuci baju, dan ada bapak-bapak yang melepas hajat hasil pergumulan semalam sebagai pernyataan nyata, reminder, bahwa saya ini masih terlalu egois? bagaimana saya bisa tega menanggalkan label pengguna angkot klo dari situ saya bisa melihat lebih banyak hal lagi? klo dari situ saya bisa lebih tau diri untuk bersyukur. iyah, saya tau, tanpa tindak nyata, apalah arti pemikiran? klo saya boleh meminjam istilah di buku "PUING" saya ini adalah a lone bystander : hanya menangkap kesan dan menyimpannya rapi di ingatan. tanpa tindak nyata. uggh. kenapa selalu berujung pada ketakberdayaan dan ketidakpercayaan? *sigh* owh iyah, kembali ke soal motor itu, akhirnya dikasih ke anak cowok bagian perlengkapan. hehehehehhe *doenk*
"ehm, nda pak.. hehehehe"
hwhwhwhw. kata orang siyh, selama ada kemauan wat belajar, pasti bisa yah? tapi saya sudah kadung tak mau dan menghapus niatan untuk belajar mengendarai sepeda motor ini. ditambah dengan latar belakang tak bisa mengendarai sepeda. ditambah dengan lalu lintas disini yang sangat sungguh awut-awutannya. uhm, no thanks. untuk alasan-alasan yang demikian maka saya cenderung lebih memilih angkot. meski ongkos sehari [tanpa mampir-mampir] bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama seminggu, yang mana daripada itu berarti bisa dipake wat beli bensin yang dipake selama sebulan klo naek angkot dan pake acara mampir-mampir -kata orang-orang kantor- meski kendaraan roda dua ini jelas-jelas lebih menghemat waktu daripada angkot yang pasti selalu keliling-keliling dulu baru bisa sampai di tujuan. singkat kata efesiensi waktu. tapi saya teteup keukeuh berangkot ria. katakanlah saya tipe orang yang sangat parah dalam soal kedisiplinan waktu, namun entah bagaimana, saya merasa angkot itu merupakan sumber inspirasi saya! *wink* gimana nggak, udah ga terhitung berapa postingan di blog ini yang terilhami dari kejadian-kejadian di angkot yang saya tumpangi [uhm, terhitung siyh sebenarnya, tapi saya lagi males ngitungnya :D]
seperti beberapa malam yang lalu, kota ini dilanda pemadaman listrik lagi setelah sekian lama vakum dan aman-aman saja dengan terang benderang. angkot yang saya tumpangi lumayan penuh. dan kebetulan isinya perempuan semua dari segala masa, kecuali pak sopir tentunya. ada ibu-ibu, ada cewek-cewek seumuran anak smu dan smp, dan ada nona-nona pekerja [refers to saya. hahahaha *gubrakz*] rute yang berputar-putar akhirnya mengundang celetukan dari salah satu ibu. yang akhirnya terjadi kegiatan tanggap menanggapi sampai topik pembicaraan nyasar pada kondisi negara saat ini dan kejadian 'anget' beberapa waktu belakangan.
#1
"zaman udah kek gini, harga-harga pada naik smua. klo nda punya uang anak-anak nda bisa sekolah"
"iyah, ini harga buku pelajaran mahal semua. tapi klo ga dibeliin anak nya malah ga mau sekolah lantaran udah diwajibkan dan bakal kena hukuman klo ga punya buku yang dimaksud"
"belum lagi untuk mulai sekolah mesti bayar uang pembangunan yang mahalnya naudzubilah"
"gimana negara ini gak mo tambah miskin klo untuk pendidikan aja begitu susah"
"liad di tv, yang kejadian di malang itu, ada ibu yang bunuh diri dan juga tega meracuni empat anaknya lantaran sudah kesusahan"
"iyah, makanya skarang klo mo punya anak dipikir-pikir dulu. daripada dilahirkan trus akhirnya anaknya malah menderita karena ga mendapatkan asupan gizi, mending ga usah aja"
"makanya anak saya cuman satu bu" celetuk sang sopir yang ternyata juga turut mendengar *tuink*
"saya bilang sama istri ga usah bikin anak banyak banyak. saya ini dari keluarga yang banyak bersaudara. dan udah saya liat susahnya orang tua cari nafkah supaya bisa menghidupi anak-anaknya" sambung pak sopir.
#2
"lha, jangan dimulut doank pak. laki-laki ini. bilang anak satu aja cukup, tiba-tiba denger udah kawin lagi"
"hahahahaha, iyah.. aa gym aja gitu"
"wah, saya bukan tipe laki-laki seperti itu bu. narik angkot sehari aja belom tentu cukup wat makan sehari. klo aa gym yah laen. hidup udah susah gini. udah tanda-tanda kiamat!"
"iyah, coba bayangin ada polisi yang nembak atasannya di semarang itu"
"manusia sudah menjadi bencana bagi manusia yang lain. mungkin bener, kiamat sudah dekat"
"belum lagi klo nanti harga bensin jadi naik. bisa-bisa ga ada penumpang lagi untuk angkot ini"
"dulu padahal ongkos angkotnya masih seratus rupiah tapi teteup saja terasa mahal. skarang udah ongkos segini, uang udah ga berasa. ga ada nilainya lagi"
"berasa pegang uang klo udah bilang trilyunan. klo jutaan masih blom ada apa-apanya"
#3
"blom lagi anak-anak skarang yang ga ngerti susahnya orang tua"
"anak teka aja ada yang bawa hape"
"semua gara-gara sinetron di tivi tuh. dulu waktu blom zaman sinetron, gak ada yang nuntut macam-macam. mesti bergaya begini, bergaya begitu. sinetron-sinetron itu menyesatkan"
"remaja-remaja cewek skarang udah pada ga tau malu. nempel dengan cowok terus. di kampung saya, ada yang bapak ibu nya udah bolak balik tanah suci, tapi kelakuan anak perempuannya kayak gitu. malu-maluin orang tua saja"
"coba ditungguin di rumah aja. tunggu disamperin dirumah. ga perlu nyosor ke rumah si cowok juga. bahkan sampe main di kamarnya segala"
"hape yang sering disalahgunain, sms ada kepanjangan baru skarangnya : sarana menuju selingkuh. korban televisi semua."
dua anak seumuran anak esempe, hanya bisa takjub mendengar obrolan yang [mungkin] bagi mereka aneh. seorang anak seumuran anak esemu hanya bisa mesem-mesem, ternyata seorang ibu yang ngomong paling kenceng di angkot itu adalah ibunya. dan saya, tentu saja saya hanya bisa senyum. saya termasuk tim penceria di angkot yang lagi mengadakan konfrensi dadakan tentang hidup ini. mengiyakan saja semua omongan dengan senyuman *sigh* :D selain beberapa waktu yang lalu, ketika ada seorang ibu teman seperjalanan di angkot yang heran bin takjub ketika dia menanyakan asal saya dan saya menjawab manado, dan dengan gayanya yang lucu dan mimik wajah yang heran dengan melingkarkan kedua tangannya di kepala, yang saya artikan dengan kalimat "kok berjilbab?". maka perjalanan konfrensi angkot ini termasuk pengalaman berangkot saya yang paling mengesankan!
...................
"lho? belajar aja. ini ada motor dinas satu, nda tau sapa yang mo pake"
"wah, nda usah aja pak. dikasih ke teman-teman cowok saja"
"tapi kan merekanya masih [c]pns"
"lagian saya ga tau naek sepeda juga pak, bakal susah belajarnya"
"...." sambil geleng-geleng kepala.
...................
bagaimana bisa saya lebih memilih motor, klo di pagi hari ketika mata masih ingin mengatup, dan saya melihat wajah-wajah tua duduk bercengkrama di pinggir sungai bawah jembatan bercerita nostalgia dan kemenangan masa lalu yang terburai tawa, yang akhirnya membuat saya jadi bersemangad untuk menjalani hari? bagaimana bisa klo dari angkot yang sama, masih di bawah jembatan yang sama, di sungai yang sama, ada anak-anak bercengkrama dengan riang, ada ibu-ibu mencuci baju, dan ada bapak-bapak yang melepas hajat hasil pergumulan semalam sebagai pernyataan nyata, reminder, bahwa saya ini masih terlalu egois? bagaimana saya bisa tega menanggalkan label pengguna angkot klo dari situ saya bisa melihat lebih banyak hal lagi? klo dari situ saya bisa lebih tau diri untuk bersyukur. iyah, saya tau, tanpa tindak nyata, apalah arti pemikiran? klo saya boleh meminjam istilah di buku "PUING" saya ini adalah a lone bystander : hanya menangkap kesan dan menyimpannya rapi di ingatan. tanpa tindak nyata. uggh. kenapa selalu berujung pada ketakberdayaan dan ketidakpercayaan? *sigh* owh iyah, kembali ke soal motor itu, akhirnya dikasih ke anak cowok bagian perlengkapan. hehehehehhe *doenk*
you're beautiful
you're beautiful
it's true
i saw your face
in a crowded place
and i don't know what to do
coz i never be with you
~ you're beautiful - james blunt ~
14.3.07
kakak saya
lagi pengen cerita tentang kakak saya. ya namanya kakak, jelas jelas lah dirinya lebih banyak hitungan umurnya daripada saya. lebih tepat lagi lima tahun beda nya. hm, sepertinya kedua orang tua saya, kena doktrin KB dengan baek dan benar pada waktu itu *wink* :D berhubung kakak, maka bisa dikatakan juga bahwa kakak saya sudah bersama dengan saya seumur hidup saya. sepanjang hayat dikandung badan. soal pembawaan dan cara berperilaku, keknya kami jelas-jelas beda. yang aktif-aktif nempel di kakak saya. dan yang pasif-pasif nempel di saya. kakak saya cerewet, dan saya pendiam. kakak saya spontan, saya mesti mikir panjang lebar dulu baru bisa yakin bwat melakukan sesuatu. saya penakut, kakak saya pemberani. klo saya pengen ngomong apa-apa ke orang tua, pasti melalui kakak saya. hehe. sister complex deuh. bisa dibilang, dirinya memiliki begitu banyak kata kerja berawalan me- dan saya memiliki tak kalah banyaknya kata kerja berawalan di-. dulu saya sempat khawatir, apa jadinya saya klo kakak saya ga ada. ga tau ngomong, apa-apa minta pertimbangan dirinya. sister addict bwanged. dan memang terbukti sebenarnya, saat kakak saya kuliah di tempat yang mengharuskan dirinya ngekost, saya seperti terhisap keluar rumah. menjauh dari rumah. hehe. orang tua sampe bingung *tuink* pas dirinya balik lagi ke rumah, saya pun mulai betahan lagi di rumah. bukannya saya tak sayang orang tua, sayang kok, banged malahan. tapi lantaran saya susah ngomong, media saya cuman kakak, dan saya terlalu enggan mencoba untuk 'belajar-bisa-ngomong', pas dirinya pergi ya saya bingung mo ngomong sama siapa :D
time flies, everything changing, but she is still my sister -halah, ya iyalah :b- maksudnya ya itu, dia masih teteup menjadi media saya, dan saya teteup susah ngomongnya. sampe akhirnya dia mutusin wat nyari kerja di sini pas selesai kuliah. saya bingung lagi, apalagi waktu itu saya masih dengan sangat setengah hati mengikuti perkuliahan di prodip satu *sigh* tapi kan lebih ga mungkin lagi klo saya mesti nahan-nahan kakak saya hanya untuk dengerin keluh kesah saya sepanjang hidupnya? kakak saya berhasil meyakinkan klo saya akan baik-baik saja meski dia gak di rumah lagi. dia bilang dia percaya klo saya bisa ngomong sendiri apa yang saya inginkan, tanpa dimediasi oleh dirinya. yang notabene, saya tak memiliki kepercayaan seperti itu pada diri sendiri. see? *wink*wink* untunglah sejak ditinggal kakak, saya sempat kesambet untuk mulai sedikit demi sedikit belajar percaya. hm, disitukah titik baliknya? dunno. i think so.. ^_^
masa perkuliahan setaon di prodip akhirnya selesai, dan saya tidak se-kecanduan-itu-lagi pada kakak saya. pas praktek kerja lapangan, saya lebih memilih mengunjungi papua daripada ke tempat kakak saya bekerja. dan setelah balik dari papua, saya pun memantapkan diri dengan menjawab : "pengennya di papua" setiap kali ada teman yang menanyakan maunya penempatan dimana. hehe. takjub saya. soalnya di papua ga ada keluarga. selaen teman-teman yang saya temui pada saat PKL ntuhw. saya hanya merasa click aja disana. ada tempat nyaman laen selain rumah dan kakak saya ternyata. dan keinginan itu pun saya sampaikan ke orang tua. saya meminta didoakan supaya dapat penempatan di papua saja nantinya. sebenarnya, saya pengen bisa bener-bener, hm, seperti kakak saya. bisa mandiri di tempat yang baru. selain itu, saya juga pengen bisa mewujudkan kepercayaan yang kakak saya bilang : bahwa saya pasti bisa. hehehehehe.. -teteup sister complex ;b- tapi akhirnya SK teteup ngomong laen. saya dapat penempatan di tempat yang sama dengan kakak. ya disini ini. hihihi. pengen ngakak jadinya. buyar sudah khayalan petualangan yang sudah saya bangun di benak saya klo misalnya saya ditempatkan di tempat yang benar-benar baru dan noone there *doenk* otomatis, disinilah saya, bersama kakak saya. tapi sister complex saya sudah terkendali dengan lebih baik lagi kok :b
beberapa malam yang lalu, saya ngobrol ngalor ngidul dengan kakak sampe jam tiga pagi. hwhwhwhw. kakak saya pengidap insomnia. saya? tidak. tidak terlalu, saya hanya tipe orang yang tak bisa nolak klo diajak begadang bukan insomnia, beda kan? ;)
- kak, talak tiga deh mulai skarang
+ maksudnya?
- cerai aja kita beduanya. kelamaan lagi.. bareng mulu. dirimu ga bosen tah?
+ hihiihi, iyah. heran bisa bareng kamu mulu.. gih gih.. hush hush
- pengen punya kamar sendiri.. masa bedua terus ama kamu
- hahahahaha. coba waktu itu saya ga ikudan prodip. palingan ga bareng juga
+ weh, punya kamar sendiri kok dirumah. tapi kamunya aja yang ga pernah mo tidur di kamar sendiri
+ iya, palingan skarang ga berpenghasilan, bingung mo ngapain
- lhooo.. abis tempat tidur di kamar dirimu itu lebih lucu. masa punya saya peninggalan zaman belanda, tinggal dipakein kelambu jadi deh
- halah halah, coba ya nda dibahas penghasilannya, mikirnya cash flow mulu niyh. coba dipikirin, lulusan PTN blom ngetop, informatics, bisa jadi apa saya sekarang?
+ woh, ketahuan deh sirik ama tempat tidur. hihihihihi. senoo.. tatoki euyh..
+ harus cash flow dunk, quarter life crisis gini. lagian emang udah jamin lulus kuliah skarangnya klo waktu itu jadi kuliah?
- husssh, ga usah dibahas.. weeeeeeee
- yeee, namanya juga berandai-andai, boleh kan..?
+ ya itu, palingan masih pengangguran.. baru mulai ngajuin lamaran ke sana sini yang semuanya ngasih harapan semu. tergantung keyakinan.
- gitu yah kak?
+ hush hush, coba skarang dipikirin yang ke depan-depan aja deh. coba klo nda masuk prodip, palingan kamu kemaren ga gratisan ke jakarta.
- hmm.. ga ketemu sama si anu, si inu, si itu yah?
+ hehehe.. nah.. ga ketemu si dia juga..
+ yang lalu ya udah. skarang kamu disini. ya disini. dijalanin. bukannya dipikir-pikir wat dibikin label penyesalan gede-gede di jidat.
+ mikirin tu cash flow nya
- hayaaah, cash flow dari hongkong...
+ eh iyah, tadi papa nelpon, tanyain ga mo coba ikudan tes pns lagi taon ini
- weeh.. jangan pns deh kak. cukup sayah saja. neh neh.. ga usah. jangan mau
+ heheheheh, udah dari dulu ga mau kok, weeeee..
obrolan saklek di sesi ke sekian beberapa waktu yang lalu, berkaitan dengan ini. yepz, saya belajar saklek dari kakak saya. sejak sering maen ke kostannya dulu, banyak anak kuliahan yang gila organisasi dan berpikiran sangat saklek, yang membuat saya ketularan membaca dunia sophie, islam autentik, islam pluralis, dan kawan-kawan pada kelas dua esemu. mestinya waktu itu saya masih mengkonsumsi majalah aneka yess! kawanku ataupun gadis. ehm, saya tetap mengkonsumsinya deunk, tapi ga addicted *toenk*
time flies, everything changing, but she is still my sister -halah, ya iyalah :b- maksudnya ya itu, dia masih teteup menjadi media saya, dan saya teteup susah ngomongnya. sampe akhirnya dia mutusin wat nyari kerja di sini pas selesai kuliah. saya bingung lagi, apalagi waktu itu saya masih dengan sangat setengah hati mengikuti perkuliahan di prodip satu *sigh* tapi kan lebih ga mungkin lagi klo saya mesti nahan-nahan kakak saya hanya untuk dengerin keluh kesah saya sepanjang hidupnya? kakak saya berhasil meyakinkan klo saya akan baik-baik saja meski dia gak di rumah lagi. dia bilang dia percaya klo saya bisa ngomong sendiri apa yang saya inginkan, tanpa dimediasi oleh dirinya. yang notabene, saya tak memiliki kepercayaan seperti itu pada diri sendiri. see? *wink*wink* untunglah sejak ditinggal kakak, saya sempat kesambet untuk mulai sedikit demi sedikit belajar percaya. hm, disitukah titik baliknya? dunno. i think so.. ^_^
masa perkuliahan setaon di prodip akhirnya selesai, dan saya tidak se-kecanduan-itu-lagi pada kakak saya. pas praktek kerja lapangan, saya lebih memilih mengunjungi papua daripada ke tempat kakak saya bekerja. dan setelah balik dari papua, saya pun memantapkan diri dengan menjawab : "pengennya di papua" setiap kali ada teman yang menanyakan maunya penempatan dimana. hehe. takjub saya. soalnya di papua ga ada keluarga. selaen teman-teman yang saya temui pada saat PKL ntuhw. saya hanya merasa click aja disana. ada tempat nyaman laen selain rumah dan kakak saya ternyata. dan keinginan itu pun saya sampaikan ke orang tua. saya meminta didoakan supaya dapat penempatan di papua saja nantinya. sebenarnya, saya pengen bisa bener-bener, hm, seperti kakak saya. bisa mandiri di tempat yang baru. selain itu, saya juga pengen bisa mewujudkan kepercayaan yang kakak saya bilang : bahwa saya pasti bisa. hehehehehe.. -teteup sister complex ;b- tapi akhirnya SK teteup ngomong laen. saya dapat penempatan di tempat yang sama dengan kakak. ya disini ini. hihihi. pengen ngakak jadinya. buyar sudah khayalan petualangan yang sudah saya bangun di benak saya klo misalnya saya ditempatkan di tempat yang benar-benar baru dan noone there *doenk* otomatis, disinilah saya, bersama kakak saya. tapi sister complex saya sudah terkendali dengan lebih baik lagi kok :b
beberapa malam yang lalu, saya ngobrol ngalor ngidul dengan kakak sampe jam tiga pagi. hwhwhwhw. kakak saya pengidap insomnia. saya? tidak. tidak terlalu, saya hanya tipe orang yang tak bisa nolak klo diajak begadang bukan insomnia, beda kan? ;)
- kak, talak tiga deh mulai skarang
+ maksudnya?
- cerai aja kita beduanya. kelamaan lagi.. bareng mulu. dirimu ga bosen tah?
+ hihiihi, iyah. heran bisa bareng kamu mulu.. gih gih.. hush hush
- pengen punya kamar sendiri.. masa bedua terus ama kamu
- hahahahaha. coba waktu itu saya ga ikudan prodip. palingan ga bareng juga
+ weh, punya kamar sendiri kok dirumah. tapi kamunya aja yang ga pernah mo tidur di kamar sendiri
+ iya, palingan skarang ga berpenghasilan, bingung mo ngapain
- lhooo.. abis tempat tidur di kamar dirimu itu lebih lucu. masa punya saya peninggalan zaman belanda, tinggal dipakein kelambu jadi deh
- halah halah, coba ya nda dibahas penghasilannya, mikirnya cash flow mulu niyh. coba dipikirin, lulusan PTN blom ngetop, informatics, bisa jadi apa saya sekarang?
+ woh, ketahuan deh sirik ama tempat tidur. hihihihihi. senoo.. tatoki euyh..
+ harus cash flow dunk, quarter life crisis gini. lagian emang udah jamin lulus kuliah skarangnya klo waktu itu jadi kuliah?
- husssh, ga usah dibahas.. weeeeeeee
- yeee, namanya juga berandai-andai, boleh kan..?
+ ya itu, palingan masih pengangguran.. baru mulai ngajuin lamaran ke sana sini yang semuanya ngasih harapan semu. tergantung keyakinan.
- gitu yah kak?
+ hush hush, coba skarang dipikirin yang ke depan-depan aja deh. coba klo nda masuk prodip, palingan kamu kemaren ga gratisan ke jakarta.
- hmm.. ga ketemu sama si anu, si inu, si itu yah?
+ hehehe.. nah.. ga ketemu si dia juga..
+ yang lalu ya udah. skarang kamu disini. ya disini. dijalanin. bukannya dipikir-pikir wat dibikin label penyesalan gede-gede di jidat.
+ mikirin tu cash flow nya
- hayaaah, cash flow dari hongkong...
+ eh iyah, tadi papa nelpon, tanyain ga mo coba ikudan tes pns lagi taon ini
- weeh.. jangan pns deh kak. cukup sayah saja. neh neh.. ga usah. jangan mau
+ heheheheh, udah dari dulu ga mau kok, weeeee..
obrolan saklek di sesi ke sekian beberapa waktu yang lalu, berkaitan dengan ini. yepz, saya belajar saklek dari kakak saya. sejak sering maen ke kostannya dulu, banyak anak kuliahan yang gila organisasi dan berpikiran sangat saklek, yang membuat saya ketularan membaca dunia sophie, islam autentik, islam pluralis, dan kawan-kawan pada kelas dua esemu. mestinya waktu itu saya masih mengkonsumsi majalah aneka yess! kawanku ataupun gadis. ehm, saya tetap mengkonsumsinya deunk, tapi ga addicted *toenk*
12.3.07
hati yang berjarak
+ diakan mo kesini april
- wah bulan depan ada yang mo bulan maduan
+ tapi dia mo brangkatnya sama temen2nya yg mo liburan disini juga
- ga jadi honeymoon dunk. trus gimana?
+ yah biarin aja dulu ini berjalan seperti ini
- hmm.. yang penting kamu jangan uring uringan saja
+ biasanya klo dah ketemu it`s make everything rights
- iyepz, yang salah jadi bener semua
- yang penting dah liad wujudnya
- buzet, been there done that deuh
- wkkwkkwkkw, pas jauhan, ada masalah lagi
+ hahahaha
- betul sungguh
- ternyata pertengkaran jadi penopang hubungan yang sebenarnya
+ hahaha, tapi bener2 membuat tak nyaman
- emanggg, sapa juga yang nyaman jauh jauhan dan jotos jotosan
+ mo apa2 aja jadi nda konsen
- ga ada enaknya
+ ide nda mo keluar
+ kecuali dipaksa ma rokoks
- mogok jalan tuh hati ama otak
+ nah makanya kutarik kesimpulan aja, kondisi lingkungan yg membuat ini terjadi. emosi meninggi karna tingkat stress meninggi. tingkat stress meninggi karna kesibukan meninggi. maka solusi terbaik "diam" dan bicara seperlunya. klo pun tak nyaman buat gw dan dianya biarlah sampe cair lagi dengan sendirinya. gimana menurutmu?
- lama lama jadi bisul dan *tarrrr* meledak ketika diam dianggap sebagai ketidakmauan untuk turut mengerti
+ ia itu salah satu side effectnya
- bisa nanggung side effectnya ga? klo merasa bisa yah silahkan
+ uhhmmmm...
apakah hati yang berjarak selalu membuahkan ragu? entahlah. hanya sedikit obrolan memabukkan karena terlalu banyak kata-kata sehingga menghasilkan kesimpulan parsial. tak pernah seutuhnya. dan dibiarkan menggantung begitu saja. selalu. karena tanya bukan untuk selalu dijawab. katanya itu hanya sebuah retorika.
- wah bulan depan ada yang mo bulan maduan
+ tapi dia mo brangkatnya sama temen2nya yg mo liburan disini juga
- ga jadi honeymoon dunk. trus gimana?
+ yah biarin aja dulu ini berjalan seperti ini
- hmm.. yang penting kamu jangan uring uringan saja
+ biasanya klo dah ketemu it`s make everything rights
- iyepz, yang salah jadi bener semua
- yang penting dah liad wujudnya
- buzet, been there done that deuh
- wkkwkkwkkw, pas jauhan, ada masalah lagi
+ hahahaha
- betul sungguh
- ternyata pertengkaran jadi penopang hubungan yang sebenarnya
+ hahaha, tapi bener2 membuat tak nyaman
- emanggg, sapa juga yang nyaman jauh jauhan dan jotos jotosan
+ mo apa2 aja jadi nda konsen
- ga ada enaknya
+ ide nda mo keluar
+ kecuali dipaksa ma rokoks
- mogok jalan tuh hati ama otak
+ nah makanya kutarik kesimpulan aja, kondisi lingkungan yg membuat ini terjadi. emosi meninggi karna tingkat stress meninggi. tingkat stress meninggi karna kesibukan meninggi. maka solusi terbaik "diam" dan bicara seperlunya. klo pun tak nyaman buat gw dan dianya biarlah sampe cair lagi dengan sendirinya. gimana menurutmu?
- lama lama jadi bisul dan *tarrrr* meledak ketika diam dianggap sebagai ketidakmauan untuk turut mengerti
+ ia itu salah satu side effectnya
- bisa nanggung side effectnya ga? klo merasa bisa yah silahkan
+ uhhmmmm...
apakah hati yang berjarak selalu membuahkan ragu? entahlah. hanya sedikit obrolan memabukkan karena terlalu banyak kata-kata sehingga menghasilkan kesimpulan parsial. tak pernah seutuhnya. dan dibiarkan menggantung begitu saja. selalu. karena tanya bukan untuk selalu dijawab. katanya itu hanya sebuah retorika.
dasar!
+ pa kabar lu
- kabar diriku, bingung
+ weleh, huhuhu, sering kali bingung
- bingung, sebenarnya lagi baek baek saja ato nda
+ hmm, ada problemkah?
- ga juga, bingung aja
- kantor adem adem aja
- ama kekasih, adem adem juga.. lagi smangad smangadnya deunk.. kangennya :D
- ama orang rumah, biasa..
- hm,, ama temen temen juga, byuuhh
+ yah brarti baek2 aja
- hihiihhihiih, iyah kali yeh
+ abuakakaka, dasar! maunya bingung mulu!
cuplikan singkat percakapan di yahoo dengan teman edun saya. apa iyah saya maunya bingung mulu? hehe. giliran keadaan aman terkendali kok saya merasa ada yang salah yah? there is something going wrong. giliran keadaan memang sedang tidak baik-baik saja, maka saya akan mencak-mencak ga karuan kesana kemari. ngomong aneh-aneh. mengumpat sana-sini. merasa segalanya 'bukan-saya-banged' ketika mencoba berkompromi. dan tak akan ada sesuatu yang 'saya-banged' ketika akhirnya saya memutuskan [lagi-lagi] untuk 'try-to-fit-in' berdamai dengan keadaan yang memang sudah tidak bisa saya ganggu gugat sama sekali, yang katanya adalah kehendak Semesta. bukan kebetulan. dan akhirnya selalu merampas begitu banyak energi positif yang saya miliki, yang pada dasarnya hanya seujung kuku ini?
masa sebegitunya saya ingin berakrab-akrab dengan keadaan yang tidak menenangkan? yang selalu menggugah keyakinan. menyeruakkan tanya. dan berujung pada penyesalan atas jawaban yang muncul di akhir kalimat yang kemudian diklaim sebagai suatu pengetahuan? atau jangan-jangan saya menemukan ketenangan dengan keadaan yang seperti itu?
wekz! saya tidak se-sadomasokis itu. menurut saya siyh *tuink*
- kabar diriku, bingung
+ weleh, huhuhu, sering kali bingung
- bingung, sebenarnya lagi baek baek saja ato nda
+ hmm, ada problemkah?
- ga juga, bingung aja
- kantor adem adem aja
- ama kekasih, adem adem juga.. lagi smangad smangadnya deunk.. kangennya :D
- ama orang rumah, biasa..
- hm,, ama temen temen juga, byuuhh
+ yah brarti baek2 aja
- hihiihhihiih, iyah kali yeh
+ abuakakaka, dasar! maunya bingung mulu!
cuplikan singkat percakapan di yahoo dengan teman edun saya. apa iyah saya maunya bingung mulu? hehe. giliran keadaan aman terkendali kok saya merasa ada yang salah yah? there is something going wrong. giliran keadaan memang sedang tidak baik-baik saja, maka saya akan mencak-mencak ga karuan kesana kemari. ngomong aneh-aneh. mengumpat sana-sini. merasa segalanya 'bukan-saya-banged' ketika mencoba berkompromi. dan tak akan ada sesuatu yang 'saya-banged' ketika akhirnya saya memutuskan [lagi-lagi] untuk 'try-to-fit-in' berdamai dengan keadaan yang memang sudah tidak bisa saya ganggu gugat sama sekali, yang katanya adalah kehendak Semesta. bukan kebetulan. dan akhirnya selalu merampas begitu banyak energi positif yang saya miliki, yang pada dasarnya hanya seujung kuku ini?
masa sebegitunya saya ingin berakrab-akrab dengan keadaan yang tidak menenangkan? yang selalu menggugah keyakinan. menyeruakkan tanya. dan berujung pada penyesalan atas jawaban yang muncul di akhir kalimat yang kemudian diklaim sebagai suatu pengetahuan? atau jangan-jangan saya menemukan ketenangan dengan keadaan yang seperti itu?
wekz! saya tidak se-sadomasokis itu. menurut saya siyh *tuink*
9.3.07
ah
kantor. malam. segelas kopi torabika yang masih hangat dengan pahit yang lumayan mengecap. installer yahoo messenger yang gagal. window opera yang lumayan banyak. sebungkus roti rasa cappucino. juga uneg-uneg di beberapa blog perihal distribusi buku baru yang sangat terlambat sampe disini [lho?]. hujan.
ah, ini malam yang besoknya sudah wiken. tadi hujannya masih jauh. belum sedekat ini. dan belum semenderu ini. pegangan gelas hangat lebih merapat. tapi jari belum meletih merunut kata. hujan selalu mistis untuk dinikmati. derapnya boleh menderu di atap kantor, tapi tidak akan meninggalkan luka. gemintang boleh tak hadir, asal digantikan tangisan langit yang satu ini. saya tetap akan berbahagia.
ah, hujan menjauh lagi. gemerincing denting berdetak di pojok ruangan. belum, masih belum terlalu malam. dan saya belum terlalu lelah untuk berhenti. hanya meletakkan jari menggerakkan mouse untuk mencoba mengerti. bukan berhenti. begitu banyak yang ingin. entah kenapa tak memungkinkan angin menendang dendang. ini hanya barisan larik tanpa makna. jangan ditanyakan karena saya [sebenarnya] tak mengerti.
ah, ini malam yang hujan menjelang istirahat, kenapa saya masih saja gamang bingung merumuskan cita? mestinya tak sesulit ini bukan?
ah, ini malam yang besoknya sudah wiken. tadi hujannya masih jauh. belum sedekat ini. dan belum semenderu ini. pegangan gelas hangat lebih merapat. tapi jari belum meletih merunut kata. hujan selalu mistis untuk dinikmati. derapnya boleh menderu di atap kantor, tapi tidak akan meninggalkan luka. gemintang boleh tak hadir, asal digantikan tangisan langit yang satu ini. saya tetap akan berbahagia.
ah, hujan menjauh lagi. gemerincing denting berdetak di pojok ruangan. belum, masih belum terlalu malam. dan saya belum terlalu lelah untuk berhenti. hanya meletakkan jari menggerakkan mouse untuk mencoba mengerti. bukan berhenti. begitu banyak yang ingin. entah kenapa tak memungkinkan angin menendang dendang. ini hanya barisan larik tanpa makna. jangan ditanyakan karena saya [sebenarnya] tak mengerti.
ah, ini malam yang hujan menjelang istirahat, kenapa saya masih saja gamang bingung merumuskan cita? mestinya tak sesulit ini bukan?
8.3.07
apa saja
ketika saya mengatakan :
"aku tak tahu ada dimana"
"entah sedang bergerak maju, atau malah tersentak ke belakang"
"segala di sekitar bergerak, berputar, bumi tetap statis dengan porosnya"
"aku melambat, dan tiba-tiba berhenti. kehabisan bahan bakar. lowbat. charger pun tak punya"
"aku tertinggal dan terlalu keras hati"
"tak ingin belajar mencinta, dan enggan berpada pada yang ada"
"karena aku tidak merasa sebagai aku"
"karena benak menyimpan sejuta khayal yang belum mengentah patah"
dia hanya DIAM
mungkin sudah sepantasnya saya mulai menjalani sambil mengerti. bukan karena kewajiban. mungkin sudah seharusnya saya mempraktekkan ketidakyakinan saya terhadap suatu kebetulan. mungkin sudah saatnya saya menghapus satu khayalan tentang keinginan untuk menulis kalimat ini : I'M TEMPORARY JOBLESS. kesejatian diri tak harus selalu ditemukan dengan berputar, berpindah dan bergerak. ketetapan hati awal dari diri sebenarnya. mungkin. yah, semua masih mungkin. mencoba tak akan serta merta mencoreng moreng gegawang jiwa kan?
dia hanya DIAM
dan sedikit mulai membagi SENYUMAN
"aku tak tahu ada dimana"
"entah sedang bergerak maju, atau malah tersentak ke belakang"
"segala di sekitar bergerak, berputar, bumi tetap statis dengan porosnya"
"aku melambat, dan tiba-tiba berhenti. kehabisan bahan bakar. lowbat. charger pun tak punya"
"aku tertinggal dan terlalu keras hati"
"tak ingin belajar mencinta, dan enggan berpada pada yang ada"
"karena aku tidak merasa sebagai aku"
"karena benak menyimpan sejuta khayal yang belum mengentah patah"
dia hanya DIAM
mungkin sudah sepantasnya saya mulai menjalani sambil mengerti. bukan karena kewajiban. mungkin sudah seharusnya saya mempraktekkan ketidakyakinan saya terhadap suatu kebetulan. mungkin sudah saatnya saya menghapus satu khayalan tentang keinginan untuk menulis kalimat ini : I'M TEMPORARY JOBLESS. kesejatian diri tak harus selalu ditemukan dengan berputar, berpindah dan bergerak. ketetapan hati awal dari diri sebenarnya. mungkin. yah, semua masih mungkin. mencoba tak akan serta merta mencoreng moreng gegawang jiwa kan?
dia hanya DIAM
dan sedikit mulai membagi SENYUMAN
You could be my unintended
Choice to live my life extended
You should be the one I'll always love
I'll be there as soon as I can
But I'm busy mending broken pieces of the life I had before
~ Unintended | MUSE - me, try to fit in [again] ~
2.3.07
'masih jauh?'
"masih jauh?"
"dikit lagi, belokan berikut, hampir sampai"
"hmm... hosh hosh hosh.."
sesudah belokan berikutnya..
"masih jauh?"
"dikit lagi, sesudah tanjakan ini, hampir sampai"
"okeh, hosh hosh hosh.."
sesudah tanjakan ini..
"masih jauh juga?"
"gak, setelah pepohonan ini udah di base campnya. berarti hampir sampai kan?"
"seepz, hosh hosh hosh.."
setelah pepohonan ini..
"masih jauh?"
"bentar lagi, hampir sampai, sesudah penurunan ini akan ada air terjun. daerah sekitarnya juga melandai. tempat yang pas wat bikin tenda"
"i hope so.. hosh hosh hosh.."
sesudah penurunan..
"sudah sampe dimana?"
"sudah sampe disini. udah tiba"
"akhirnyaa...."
hehe. kurang lebih kek gituhw deh klo inged zaman-zaman ikudan kpa dahulu di sekolah. saat napas tinggal satu-satu dan dipaksa-paksa, disambung-sambung pake tali. ehm.. ga denk, disambung-sambung pake semangad biar bisa mencapai puncak tujuan perjalanan. dan herannya semangad itu ditemuin dari pertanyaan "masih jauh?" yang diajukan oleh siapa saja yang berjalan di belakang orang di depan *tuink* yang tentunya selalu mendapat jawaban "hampir sampai" dari pemimpin kelompok, ato siapa saja yang berjalan di depan dan ngerti jalannya, penunjuk jalan dan sebangsanya, meskipun masih sekitar lima puluh mil adanya tujuan yang dimaksud -hiperbolic mode on :D- dan namanya juga 'pertanyaan-penyambung-napas-biar-teteup-semangad', maka pertanyaan itu ditanyakan berulang-ulang, meskipun yang bertanya memiliki kesadaran penuh bahwa perjalanan memang masih jauh. bisa dibayangin sendiri donk gimana perasaannya klo sampe akhirnya BENAR-BENAR TIBA di tempat tujuan? saat pertanyaan "masih jauh?" berubah menjadi "sudah sampe dimana?" sebenarnya sudah menunjukkan tanda-tanda keputusasaan yang lumayan akut *wink* tapi apabila jawaban dari pertanyaan tersebut berupa "sudah sampe disini. udah tiba" betapa sungguh, saya bisa menjamin capeknya hilang dalam sekejap. yang ada malahan kesenangan-tiada-tara dan kegirangan-setengah-hidup [hiperbol again ;b]
hmm, eniwei, saya sedang tak ingin membicarakan euforia yang dirasakan saat tujuan perjalanan tercapai. tak juga tentang harapan. tak juga tentang keinginan. tak juga tentang kesadaran diri. dan bukan tentang perjalanan itu sendiri. hmm.. all i want to say just, sampe saat ini, saat saya mengetikkan postingan ini, saya masih takjub dengan 'fatamorgana' yang dimunculkan oleh pertanyaan "masih jauh?" dan jawaban "hampir sampai" ini. apa saya bisa menyebutnya sebagai 'the power of words?' yep. saya rasa memang demikian adanya. banyak kan, beberapa kata yang akhirnya menginsiprasi hampir seluruh, sebagian, atau berapapun bagian hidup seseorang? yewh, i won't talk about 'the power of words' either. dibalik ketakjuban saya terhadap hal-hal diatas, saya seperti mendapatkan sedikit pencerahan, ternyata pada dasarnya setiap orang [hmm, mudah-mudahan saya tak menggeneralisasikan apapun *piss*] membutuhkan 'fatamorgana' untuk bisa tetap berjalan. membayangkan apa yang ada di depan. menumpuk harapan dari imajinasi itu. dengan satu kata : digombalin [kali yah? *wink* ;)] meskipun pada saat berada di jawaban "hampir sampai" yang dimaksud, kita belum benar-benar tiba. masih ada belokan, tanjakan, pepohonan, tikungan, hutan pinus, air terjun, penurunan dan entah apa lagi yang harus dilalui. walaupun banyak pula yang mengatakan 'man purpose god dispose' tapi setidaknya izinkan lah diri merasa bahwa telah berada di purpose yang diinginkan dan pada akhirnya membiarkan Tuhan bekerja sendiri dengan caraNya. meskipun rasa yang ada hanya lewat sepintas dalam kesemuan fatamorgana.
berat yah?
hmm, lately, saya begitu ingin menanyakan perihal "masih jauh?" ini, kepada siapa saja, yang bersisian dengan saya dan memiliki tujuan yang kurang lebih sama dengan saya. dengan demikian, saya bisa memperoleh jawaban "hampir sampai" yang saya harap bisa terucap tanpa beban berat yang biasanya diikuti dengan perasaan 'merasa wajib' dari orang yang memberi jawaban.
hanya sebuah oase dalam bentuk fatamorgana..
entahlah, tak ada yang mudah ketika menjadi dewasa, no? ^_^
happy wiken semuanya!
have a nice one...
"dikit lagi, belokan berikut, hampir sampai"
"hmm... hosh hosh hosh.."
sesudah belokan berikutnya..
"masih jauh?"
"dikit lagi, sesudah tanjakan ini, hampir sampai"
"okeh, hosh hosh hosh.."
sesudah tanjakan ini..
"masih jauh juga?"
"gak, setelah pepohonan ini udah di base campnya. berarti hampir sampai kan?"
"seepz, hosh hosh hosh.."
setelah pepohonan ini..
"masih jauh?"
"bentar lagi, hampir sampai, sesudah penurunan ini akan ada air terjun. daerah sekitarnya juga melandai. tempat yang pas wat bikin tenda"
"i hope so.. hosh hosh hosh.."
sesudah penurunan..
"sudah sampe dimana?"
"sudah sampe disini. udah tiba"
"akhirnyaa...."
hehe. kurang lebih kek gituhw deh klo inged zaman-zaman ikudan kpa dahulu di sekolah. saat napas tinggal satu-satu dan dipaksa-paksa, disambung-sambung pake tali. ehm.. ga denk, disambung-sambung pake semangad biar bisa mencapai puncak tujuan perjalanan. dan herannya semangad itu ditemuin dari pertanyaan "masih jauh?" yang diajukan oleh siapa saja yang berjalan di belakang orang di depan *tuink* yang tentunya selalu mendapat jawaban "hampir sampai" dari pemimpin kelompok, ato siapa saja yang berjalan di depan dan ngerti jalannya, penunjuk jalan dan sebangsanya, meskipun masih sekitar lima puluh mil adanya tujuan yang dimaksud -hiperbolic mode on :D- dan namanya juga 'pertanyaan-penyambung-napas-biar-teteup-semangad', maka pertanyaan itu ditanyakan berulang-ulang, meskipun yang bertanya memiliki kesadaran penuh bahwa perjalanan memang masih jauh. bisa dibayangin sendiri donk gimana perasaannya klo sampe akhirnya BENAR-BENAR TIBA di tempat tujuan? saat pertanyaan "masih jauh?" berubah menjadi "sudah sampe dimana?" sebenarnya sudah menunjukkan tanda-tanda keputusasaan yang lumayan akut *wink* tapi apabila jawaban dari pertanyaan tersebut berupa "sudah sampe disini. udah tiba" betapa sungguh, saya bisa menjamin capeknya hilang dalam sekejap. yang ada malahan kesenangan-tiada-tara dan kegirangan-setengah-hidup [hiperbol again ;b]
hmm, eniwei, saya sedang tak ingin membicarakan euforia yang dirasakan saat tujuan perjalanan tercapai. tak juga tentang harapan. tak juga tentang keinginan. tak juga tentang kesadaran diri. dan bukan tentang perjalanan itu sendiri. hmm.. all i want to say just, sampe saat ini, saat saya mengetikkan postingan ini, saya masih takjub dengan 'fatamorgana' yang dimunculkan oleh pertanyaan "masih jauh?" dan jawaban "hampir sampai" ini. apa saya bisa menyebutnya sebagai 'the power of words?' yep. saya rasa memang demikian adanya. banyak kan, beberapa kata yang akhirnya menginsiprasi hampir seluruh, sebagian, atau berapapun bagian hidup seseorang? yewh, i won't talk about 'the power of words' either. dibalik ketakjuban saya terhadap hal-hal diatas, saya seperti mendapatkan sedikit pencerahan, ternyata pada dasarnya setiap orang [hmm, mudah-mudahan saya tak menggeneralisasikan apapun *piss*] membutuhkan 'fatamorgana' untuk bisa tetap berjalan. membayangkan apa yang ada di depan. menumpuk harapan dari imajinasi itu. dengan satu kata : digombalin [kali yah? *wink* ;)] meskipun pada saat berada di jawaban "hampir sampai" yang dimaksud, kita belum benar-benar tiba. masih ada belokan, tanjakan, pepohonan, tikungan, hutan pinus, air terjun, penurunan dan entah apa lagi yang harus dilalui. walaupun banyak pula yang mengatakan 'man purpose god dispose' tapi setidaknya izinkan lah diri merasa bahwa telah berada di purpose yang diinginkan dan pada akhirnya membiarkan Tuhan bekerja sendiri dengan caraNya. meskipun rasa yang ada hanya lewat sepintas dalam kesemuan fatamorgana.
berat yah?
hmm, lately, saya begitu ingin menanyakan perihal "masih jauh?" ini, kepada siapa saja, yang bersisian dengan saya dan memiliki tujuan yang kurang lebih sama dengan saya. dengan demikian, saya bisa memperoleh jawaban "hampir sampai" yang saya harap bisa terucap tanpa beban berat yang biasanya diikuti dengan perasaan 'merasa wajib' dari orang yang memberi jawaban.
hanya sebuah oase dalam bentuk fatamorgana..
entahlah, tak ada yang mudah ketika menjadi dewasa, no? ^_^
happy wiken semuanya!
have a nice one...
Subscribe to:
Posts (Atom)