15.10.06

mudik

percakapan antara orang-orang yang sudah sangat merindukan untuk pulang ke rumah. dan sebentuk kebersamaan dalam rumah dan kehangatan keluarga. hehehe, saya dan kakak saya. saya dan papa saya. kakak saya yang terakhir pulang lebaran tahun lalu, dan saya yang *sepertinya* sangat sering pulang. orang tua saya, yang 'sepi' karena rumah yang lengang. dan karena rindunya, sampai-sampai percakapan yang terjadi menjadi sedikit error dan sounds.. hmm.. sounds dummy *tuink* :D

#1
"kucing di rumah ada lima lho kak"
"wah, banyak banged"
"ada yang hitem putih gituh, padahal ga pernah punya kucing kek gituan. udah gitu, tiap malem juga tidurnya diluar"
"berarti siangnya di dalam rumah ngapain dunk?"
"halah, pertanyaannya, kucingnya males-malesan, n klo ada orang di dapur yah ngeong-ngeong"
"wakakakkakakakakka"

#2
"eh, jembatan nya udah jadi kak"
"nah itu yang baru mo ditanya"
"iyep, semi permanen getuh"
"maksudnya?"
"yah gitu, cuman di cor gituh, ga di aspal"
"walah, wong yang dijembatani cuman sungai kecil itu, masa mo diaspal"
"hehehehe, yah maunya getuh, kan biar elite-an dikit"
"huuuu"
"tapi jalannya makin curam ke bawah gituh, klo ujan licin bwanged. blom lagi klo malam, gelap, ga ada lampu lagi"
"jadi bisa-bisa menggelundung dunk?"
"ya iya lah klo ga hati-hati"
"^@#$*^#@$*^@#$*^#$"

#3
"tetangga disana gimana de', udah nambah blom?"
"nambah gimana, yah gitu gitu aja.."
"lho katanya 'bu-itu' udah pindah ke bali"
"wew, klo pindah bukannya berarti malah berkurang yah bukannya nambah?"
"maksudnya udah ada yang gantiin blom, gitu lho.."
"yo belum noh, rumahnya dititipin ke sapa gituh, katanya mo dijual, berminat kak? sekitar 100jt"
"halah, edun, mahal nya"
"hehehehehhe.. rumah sendiri aja udah kosong gituhwww"

#4
"mama skarang punya banyak bunga di rumah"
"bunga apa aja?"
"ga teu.. diriku liadnya pot nya udah banyak aja di teras gituh, katanya ada yang dikasih ama ibu yang pindah itu"
"bunga nya apa aja?"
"ya ampun, kok ngotot siyh. diriku ga teu kakak kuh"
"wekekekekekkekekekeke"

#5
"rumahnya udah kek gimana yah skarang? kata papa banyak perubahannya"
"hm, rumahnya udah keliatan lebih lengang. sunyi gitu klo cuman mama n papa yang dirumah, bisa dipake wat maen petak umpet. ntar klo udah pulang maen yoo"
"yoooo.. seru niyh"
"ihhihihihihihihi"

#6
"de, kapan pulangnya?"
"insya allah tanggal 16 pa"
"kok nda tanggal 15 aja, ato tanggal 14 sekalian, tanggung gitu?"
"rencananya sih gitu, tapi minta izin ke atasan, katanya tanggal 16 aja, setor muka di kantor dulu"
"klo kakak kapan?"
"ga tau juga, katanya tanggal 19 ini"
"lama banged.. klo lama-lama ntar pas kalian sampe di sini, dirumahnya udah ga ada orang, ntar lebarannya tanggal 23 lho"
"hah? &%#$!+*@!!#&^"


ya ampun. saya kangen rumah lagi. ga terasa udah mo lebaran lagi. udah musim mudik lagi. insya allah besok sayanya brangkat mudik. naek bus. seperti biasa, perjalanan darat 24 jam lebih banyak. lumayan pegel-pegel. tapi gpp lah, mengingat apa yang menunggu di rumah. doain saya selamat yah dan perjalanannya lancar-lancar saja.. aminn.. met bermudik ria semuanya.. *wink*wink* ^_^

potongan puisi

aku tak mencintaimu seperti engkau adalah mawar,
atau topas atau panah anyelir yang membakar
aku mencintaimu selayaknya beberapa hal
terlarang dicintai, diam-diam
di sela-sela bayangan dan sukma

aku mencintaimu seperti tetumbuhan
yang urung mekar dan membawa jiwa
bunga-bunga itu di dalam dirinya,
dan karena cintamu,
aroma bumi yang pekat tumbuh diam-diam
di dalam tubuhku
aku mencintaimu, tanpa mengerti bagaimana,
sejak kapan, atau dari mana

aku mencintaimu dengan sederhana,
tanpa kebimbangan, tanpa kesombongan
aku mencintaimu seperti ini,
karena bagiku tak ada cara lain untuk mencintai

di sini, di mana "aku" dan "kau" tiada,
begitu erat, hingga tanganmu di atas dadaku
adalah tanganku
begitu erat, hingga ketika kau tertidur,
kelopak matakulah yang tertutup


Pablo Neruda, Soneta XVII


sejak 'menemukan' potongan puisi ini, saya benar-benar seperti kecanduan membacanya. berkali-kali. berulang-ulang. dan selalu saja berakhir dengan reaksi yang sama yang terurai. bibir yang membentuk lengkungan sempurna untuk sebuah senyum, dan kedua bola mata yang membola dan mengerjap takjub. sangat sederhana dan begitu mengena. suatu bentuk gombalisme yang, hmm, yang tidak terlalu gombal *heheh,makza deuh ah*. itu menurut saya. tapi saya ga ingin membuat resensi tentang puisi ini kok. hehehehe, saya hanyalah seorang penikmat saja ^_^

sayang, cemburu, setia, kebersamaan, rindu, sepertinya merupakan satu paket yang datang bersamaan dengan satu kata yang disebut cinta. cinta tidak pernah datang sendiri, tapi herannya sangat menginginkan keutuhan sebagai satu. sangat sulit untuk menjadi sesuatu yang sederhana, tapi sangat mudah untuk kemudian berubah menjadi sesuatu yang sangat complicated. universal thing, yang saking universalnya memiliki begitu banyak persepsi dari zaman ke zaman. hm, dan lagi-lagi.. saya tidak ingin membahas cinta ^_^ saya merasa tidak cukup benar untuk mengelu-elukan cinta, apalagi untuk menghujatnya. saya hanya begitu me- dan selalu senang bila di-, dua buah prefiks yang menunjukan keaktifan dan kedinamisan sebuah hidup dalam orbitnya. itu saja, hanya seperti itu dan akan tetap seperti itu.

kadang-kadang, rindu saya menebal, melewati lazuardi, menyebrangi horizon, dan merangkak menggapai langit ke tujuh *as if, it is exist* rindu yang menebal, diikuti dengan sayang yang bertalu-talu, beserta dengan keinginan yang menggebu-gebu. kombinasi itu, membuat saya menari. dalam tawa, selewat sebuah senyum, dan sekelebat sedu sedan. membuat saya menyanyi, meski nada sumbangnya mungkin memekakan genderang yang penting tidak membuat jera. bagi saya, hanya saya yang mendengarnya. hehehe, egois yah? dan tak jarang juga, rindu yang menebal ini, sayang yang bertalu-talu dan keinginan yang menggebu-gebu ini melempem seperti layaknya besi yang terus-menerus dipanaskan. melengkung menjadi kurva. membentuk orbit yang elips, entah pepat atau tidak. ragu. hanya satu kata itu yang muncul. namun tidak sampai membuat saya menyerah, kata orang saya tipe fighter survivor. haha, sedikit lucu mendengar penilaian mereka. tapi sempat terhenyak juga kala mengetahui kegigihan macam apa yang saya pakai yang sepertinya lepas dari pengamatan saya. maka seorang fighter survivor tidak lagi menjadi suatu kelucuan. hey, ini renik-renik kehidupan. sewajarnyalah klo saya berlaku dan bertindak mengikuti kata hati saya. bukannya tidak peduli, tapi saya kelewat peduli. akhirnya semua yang melempem itu, sesuatu yang melengkung itu, kembali menebal lagi, kembali berputar lagi, dan bahkan sepertinya sampai melewati langit ke tujuh. fase-fase itu. pembelajaran-pembelajaran itu. tidak pernah berhenti. kepercayaan ini. kebersamaan nyata semu ini. tarian jiwa yang menghentak, nyanyian hati yang menggaung. kebahagiaan ini. oh ya ampun, saya sangat berbahagia, saya tau itu ^_^


PS : pagi tadi indah yah? dan sangat penuh semangad. i love you..

13.10.06

ini.. itu..

ini hening
ini senyap
ini diam
ada beberapa desing nyamuk
bergendang tenang di telinga
aku mengenalnya,
kala kusumbat pendengaran
dengan sumpalan kapas

ini hening
ini senyap
ini diam
tapi aku tahu ini bukan sepi
hatiku berdendang riang
cerita tentang damai mimpi
setangkai kembang malam menebar wangi

ini hening
ini senyap
ini diam
dan itu pasti seulas senyum terurai
yang kulihat di cermin yang tidak terlalu buram



hanya pada malam
yang tak lagi sepi
dan pada senyap
yang memiliki suara terhebat

12.10.06

Tuhan Tahu, tapi menunggu..*)

dari semua ke-maha-an yang dimiliki,
Dia memilih menunggu..
dari segala kepemilikan terhadap apa yang memang mutlak milikNya,
menunggu adalah pilihanNya..
dan kita, dari segala sesuatu yang kita miliki
yang dilabeli ketidaksempurnaan dan ketidakmutlakan
jangankan memilih untuk..
memikirkannya pun enggan..
kita tak mau sedikit pun menunggu...

begitu kah?
bukan kah karena kita tidak tahu oleh karena itu kita tidak mau menunggu?
hanya, dan jika hanya jika..


*) Anton Chekov - Sang Pemimpi - Andrea Hirata

memotret hujan

aku datang, melihatmu yang kembali
melodimu yang begitu anggun
menjeratku berkali-kali
di tepian kaca yang berembun

memandangmu menari syahdu
membuncahkan rinduku
hingga tak berterali
kubiarkan lepas berlari

decak kagum tidak membuatmu jumawa
kamu pekat yang indah dengan irama
sangat lekat terpejam mata
sungguh takjub ku padaNya


fenomena alam yang berkali-kali terjadi, dan dalam setiap kejadiannya selalu membuat saya takjub. yah hujan ini. hehehehe, meskipun lantaran seringnya, udah jarang orang-orang menyebutnya sebagai suatu fenomena. entah kenapa, dan kenapa entah. saya ga ngerti dengan pasti, hujan sangat saya sukai. hmm.. tapi beberapa bulan belakangan ini, udah masuk pada bulan yang berakhiran ber-ber ini, yang pada biasanya udah dimulailah musim penghujan, hujan yang saya rindukan tak kunjung datang. ditambah lagi dengan tempat saya saat ini, memiliki curah hujan yang sangad jarang. maka makin menjadi-jadilah kerinduan saya pada hujan. kekeringan di mana-mana, kabut asap kiriman pun sempat menyapa, yang saya sangka sebagai mendung untuk serintik hujan saja, yang nyatanya tidak ada meski setetes. yah jadilah hujan saya potret dengan aksara, untuk sekedar melepas rindu..

"dirimu bahagia?"

"dirimu bahagia?"

dua kata yang kemudian diajukan dengan nada bertanya. mungkin sebuah pertanyaan simple bagi yang mengajukannya. hm, tapi, bagi saya sebenarnya itu pertanyaan yang mengejutkan. lantaran bukannya membuat saya berpikir sesuatu yang menyenangkan, malah sebentuk pikiran negatif yang bahu-membahu berebutan keluar, kira-kira yang seperti ini :

"hm, apa maksudnya yah? apakah klo saya ga bahagia, maka akan dicarikan yang lain yang mungkin akan membuat saya bahagia?"

"ato ingin saya menanyakan hal yang serupa, sehingga saya tahu bahwa ada yang tidak bahagia, dan akhirnya dia akan mencoba 'peruntungan-kebahagiaan' dengan yang lain?"

maaf-maaf saja, yah namanya juga pikiran negatif. jadi jangan mengharapkan akan muncul sesuatu yang positif sedikitpun dari kemungkinan-kemungkinan yang seliweran di kepala saya saat itu. yang terbayang pasti, seperti layaknya saat saya bercermin, adalah sebuah kepergian, kehilangan, dan teman-teman sebangsanya, yang saya tahu pasti juga rasanya sangat tidak mengenakan dari awal sampe akhir. hehehe. just call me paranoid then.. *wink* ^_^

tapi bagaimanapun saya teteup aja coba menjawabnya, meskipun saya agak-agak tidak bisa menemukan jawaban yang tepat, lebih tepatnya lagi klo saya kesulitan memberikan jawaban. tentu saja lantaran karena pikiran negatif yang duluan nongol. saya tidak bisa melihat arah positif dari pertanyaan seperti itu. coba saya ulangi lagi pertanyaannya dengan versi saya sendiri,

"diriku bahagia?"
hmm.. still can't figure out the answer, dan masih coba tertawa untuk mendapatkan injury time dalam mencari jawaban..

"d-i-r-i-k-u b-a-h-a-g-i-a?"
take a depth breath, masih dengan gaya yang agak cengengesan.. dan mencoba menjawab.. bismillah..

kenapa pertanyaan sejenis ini seperti selalu mematok mati kreativitas saya dalam berkata-kata? seperti pertanyaan "dirimu sedih?", "dirimu pengen apa?" wah wah.. itu merupakan pertanyaan-pertanyaan pendek yang sangat sulit saya temukan jawabannya. modus operandi jenis pertanyaan seperti ini, selalu nongol pada saat saya sedang mengalami hal yang ditanyakan. yah seperti klo saya sedang bahagia, dan ada yang menanyakan apakah saya bahagia. mungkin sebenarnya itu hanya pertanyaan-pertanyaan retoris yang tidak memerlukan jawaban. karena jawabannya sudah jelas-jelas terlihat, ga usah dipertanyakan lagi. tapi yang lebih parah dari semua itu, saya selalu saja ingin menjawab *haha, tuh kan, dwasar orang yang aneh* biarpun saya selalu kesulitan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini, yah itu, keinginan, kemauan, ke-pengen-an untuk menjawabnya lebih besar. dan sebagai orang yang menganut paham "lakukanlah sesuatu lantaran kamu menginginkannya" maka saya melakukannya.. *tuink* jatuh-bangun, bongkar-pasang, merangkak-merayap, bahkan klo perlu ke ujung dunia wat mencari jawaban dari pertanyaan seperti itu *sigh*hiperbolic deuh ah*

"diriku senang, tiap hari ada yang dinantikan dan menantikan. diriku bahagia"

hmm.. just simply simple like that. senang dan bahagia, korelasinya masih sangat dekat kan? tidak akan pernah terlalu jauh. seperti anak kunci dan pintunya, keduanya akan saling melengkapi..


*wink*wink*
hi there.. ^_^
missing you much.. mwahmwah..

4.10.06

red alert!!

kenapa tanggal delapan terasa berada di ujung bulan dan belahan bumi yang entah?
it's started 'menyiksa' dan menggemaskan
o.w.a.l.a.h!! i'm only woman. extraordinary one.
dan masalah seperti ini pun, one common thing related with every woman.
oh woman!

+62852210dstnya
mayday mayday, qt bt mendadak LAGI!! ugh god, plis dh! not now n not again
-send-

new sms
wah, ada apa?ada apa? btx krn apa? tahan ya, sdiki le smo tgl 8.
eh eh, qt td da baku veto dgn orang. hehe. jarang-jarang loh dan rasanya lega setelah itu.
maybe bisa dicoba? *wink*

oh, sahabatku.. saya lagi puasa, dan ga mungkin dunk ngamuk-ngamuk ke orang.

+62852210dstnya
nda tau. kok rasanya mendung mendadak yah. oh no! maybe lantaran dia nda sms lagi setelah u-know-what. trus u-know-who masih saja tenggelam dalam masalahnya. i feel totally nothing. trus jaringan kantor yang leled banged. and of course i miss my HOME. my really home. ato kemaren mungkin terlalu banyak ktawa? haha, dodol. btw, knp nn veto org?
-send-

sampe postingan ini diketik dan dipublish lom ada reply dari sobatkuhw yang satu ini.
jangan-jangan udah 'veto' orang lagi niyh? huhuhuhuhuhuhuhuhuhuhu..

padahal yang saya keluhkan di sms ituhw detil detil yang udah biasa terjadi, tapi skarang kok rasanya sangat annoying disturbing dan ing-ing lainnya yah? hohohoho.. i'm on fire. i'm really really on fire!! iyah klo tanggal delapan, klo bukan gimana??? wadoooooooohhhhh!!!!

-hanya pengen ngeluarin uneg-neg-neg-neg-eneg aja- *wink* ^_^

2.10.06

ketika saya kamu diamkan

masalah itu ibaratnya sebuah tarian. ikuti saja iramanya, pasti akan ketemu langkahnya. yang namanya mengikuti bukan berarti mengejar kan? jangan keburu, dengarkan sampai iramanya menggetarkan setiap sel dalam tubuh, merasuki sanubari, dan akhirnya mulut menyenandungkan irama itu sendiri, dan mulai lah melangkah. step by step. biarkan kaki mengikuti senandung mulut. biarkan indra yang dimiliki refleks bergerak tanpa perlu diperintah lagi. orang yang tak pintar menari pun akan bisa sedikit demi sedikit saat mengikuti irama. dan tarian itu akhirnya menjadi indah dalam balutan seninya yang kompleks.


maafkan saya, jika kemarin menginginkan semuanya bisa terselesaikan dengan cepat. yang pasti saya akan disini untuk mendengarkan, dan mengerti. tidak akan hilang satu arti yang sudah ada. bahkan ketika saya kamu diamkan sekalipun... tapi, tetap biarkan saya berlatih sambil menunggu tangan itu terbuka..
 

loveblue © 2008. Chaotic Soul :: Converted by Randomness