19.3.06

Choose The Unchoosen

ada ungkapan yang menarik :

“To Choose Doesn`t Mean To Hate The Unchoosen”
sulid menurut sayah.. lantaran.. dalam hal pilih memilih.. berarti kita jelas jelas lebih menyukai hal yang kita pilih daripada hal yang tidak kita pilih.. dan yang namanya memilih.. kita pasti mempertimbangkan banyak hal.. baek ato buruk.. suka ato ga suka.. sampe simpati ato antipati.. apalagi untuk memilih yang terbaik untuk kita.. bakal lebih kompleks lagi pertimbangan pertimbangan yang kita miliki.. mungkin akan sampe pada pertanyaan benci ato tidak benci.. tapi tak jarang juga kita sering dihadapi pada pilihan pilihan yang tidak kita sukai kedua-duanya.. dan pada akhirnya menjebak kita ke masa dilema yang panjang x lebar x tinggi dan bisa bikin kita gregetan.. jadi sampelah kita pada pertanyaan.. “kenapa siyh kita harus dihadapkan pada pilihan pilihan..?” klo udah ginih.. apa kita harus menjawab “karena hidup itu adalah pilihan” hmm.. klo hidup memang adalah suatu pilihan.. berarti bisa juga duonkz kita memilih untuk tidak hidup?? heheheheh.. mulai deh pertanyaan pertanyaan yang “agak gendeng” bergelayut di pikiran.. bukan gituh siyh.. lantaran menurut saya.. hidup itu bukan suatu pilihan.. melainkan merupakan sebuah perjalanan yang panjang.. dimana dalam setiap persinggahan dari perjalanan itu.. kita akan menemui pilihan pilihan.. yang mau nda mau tetep mesti kita pilih.. lepas dari suka ato tidak suka.. lepas dari simpati ato antipati.. lepas dari baek ato buruk.. kita mesti melakukan pilihan agar tetap dapat melanjutkan perjalanan.. karena sejak awal bisa dikatakan kita sudah memilih yang tidak kita pilih kan?? coba kalo sebelum kita jadi peenes kita udah tau klo dalam dunia kerja bakal begini susah dan ribetnya.. ga bakalan kita masuk prodip ato ikud tes penerimaan peenes.. coba klo sejak sebelum kita diciptakan.. kita udah tau bahwa yang namanya “hidup sebagai manusia” akan sebegininya.. mungkin kita akan meminta pada Tuhan untuk diciptakan sebagai sesuatu yang lain yang menjadi bagian dari jagat raya ini.. menjadi bintang misalnya..
and then..
setelah membaca suatu buku.. lagi lagi diriku terjebak dalam konsep yang sama..here’s the quotes :
tidak ada yang paling di dunia. dunia kita ini begitu lapang dan penuh warna,
hingga rasanya sangat salah kalau kita hanya memilih untuk menikmati warna biru
saja dan mengabaikan bahwa di sisi lain ada warna jingga
hmm, is that so?

bisa saja kita maniac pada satu bidang kerja, satu bidang kegiatansatu warna, satu tujuan.. tapi semestinya kita jangan “sebegitunya”itu sama saja dengan mengatakan, jangan terpatok pada satu titik sajawalaupun sebenarnya kita hanya sebuah titik, tapi cara pandang kita jangan hanya titik sajadengan kata lain yang lebih singkat
kita memilih untuk tidak memilih
bisakah?
*i’m just wondering.. hehehe, klo mo bantu jawab bisa aja.. *tuink*tuink*tuink
postingan @bloglama 211oo5

0 komentar:

 

loveblue © 2008. Chaotic Soul :: Converted by Randomness